Senin 30 September 2024
SUAM-SUAM KUKU
Bacaan Sabda : Wahyu 3:14-22
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:15-16)
Suam-suam kuku adalah keadaan kerohanian jemaat Laodikia. Menurut pesan kepada jemaat Laodikia ini perlu ketegasan untuk memilih kondisi kerohanian, kalau tidak panas, dingin saja sekalian. Tidak ada pilihan tengah seperti suam-suam kuku. Tidak mudah memberi gambaran mengenai kondisi panas atau dingin karena berdasarkan firman Tuhan kedua-duanya adalah baik. Tidak mungkin menggambarkan panas sebagai benar dan dingin sebagai salah. Kemudian panas sebagai baik dan dingin sebagai jahat. Keadaan ini tak boleh dikalimatkan dengan “Kalau benar ya benar betul, dan kalau jahat, jahat maksimal jangan tanggung-tanggung”. Ada baiknya bahwa panas dan dingin diartikan sebagai dampak baik dari hidup kerohanian yang diwujudkan oleh orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Bukan hanya perubahan nama dari orang kafir menjadi orang kristen.
Suam-suam kuku adalah merupakan istilah yang menggambarkan kehidupan pengikut Kristus yang berkompromi dengan dunia berdosa karena iman kepada Kristus tak memberi dampak dalam kehidupannya. Mereka Kristen tetapi pola hidupnya sama dengan masyarakat di sekelilingnya. Bangga dengan status kristen tetapi kondisi kehidupan dan karakater sangat buruk, malang dan memprihatinkan secara rohani. Hukuman kepada mereka adalah dimuntahkan atau disingkirkan dari hadirat Allah. Tetapi hukuman Allah adalah bagian dari kasih-Nya, faktanya Dia mengajak untuk bertobat. Pertobatan adalah merupakan jalan pemulihan agar umat-Nya tetap berada pada tempat yang sesungguhnya yaitu di hadirat Allah.
Jemaat Laodikia adalah merupakan jemaat yang makmur secara materi. Kemakmuran itu rupanya telah menjadi alasan bagi mereka mempunyai kehidupan yang suam-suam kuku. Dalam ayat 20 sangat jelas menggambarkan bahwa jemaat jemaat Laodikia telah menjadikan Yesus ada di luar pintu tetapi Yesus tetap mengetuk mengharapkan jemaat yang dikasihi-Nya itu membuka pintu agar Yesus masuk. Ajakan ini menjadi ajakan Yesus secara universal kepada semua manusia. Tetapi secara khusus kepada umat-Nya yang suam-suam kuku. Agar janji Kristus kepada umat-Nya tergenapi. Dan kalau Dia sudah membuka pintu tak ada yang bisa menutupnya. (MT)