Minggu 22 September 2024
UCAPAN BAHAGIA PERTAMA
Bacaan Sabda : Wahyu 1:1-8
Sabda Renungan : “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” (Wahyu 1:3)
Kitab Wahyu adalah merupakan kitab terakhir dalam Alkitab yang berisikan nubuat Allah mengenai sejarah dunia yang secara umum dipahami sebagai hari kiamat. Kitab Wahyu ini merupakan tulisan adikodrati dengan fokus menyingkapkan hal-hal yang sangat penting untuk diketahui semua orang percaya. Kata Yunani apocalupsis yang diterjemahkan menjadi Wahyu merupakan penyingkapan berupa nubuat adalah penglihatan rasul Yohanes saat dia berada dalam pembuangan di pulau Patmos. Polikarpus seorang bapa gereja diyakini adalah murid rasul Yohanes jadi sangat banyak brercerita kepada Ireneus. Isi kitab Wahyu mencerminkan keadaan sejarah pada zaman pemerintahan kaisar Domitianus yang menuntut agar semua warga negaranya memanggil dia “Tuhan dan Allah”. Hal itu menciptaan pertentangan yang tajam antara warga yang setia kepada kaisar dengan warga yang setia kepada Kristus.
Pada saat itulah umat Kristen mengalami penganiayaan yang sangat kejam. Dan dalam kondisi inilah kitab Wahyu ditulis Yohanes berdasarkan penglihatan-penglihatannya. Dalam situasi sangat sulit inilah Yesus menyatakan penilaian-penilaian-Nya kepada gereja-Nya. Tetapi secara keseluruhan Allah menyingkapkan peristiwa-peritiwa yang akan datang mengenai kesengsaraan, kemenangan Kristus kembali untuk memerintah di bumi dan kebahagiaan kekal orang percaya. Rasul Yohanes menyatakan diawal tulisannya “Berbahagialah pembaca, pendengar dan penurut kita Wahyu” (ayat 3) dari pasal pertama Wahyu ini adalah ucapan bahagia dalam kitab Wahyu. Dan berkat kebahagiaan itu diberikan kepada mereka yang membaca mendengar dan melakukan, karena menyakini bahwa kitab Wahyu adalah firman Tuhan.
Yohanes mengatakan bahwa perkara-perkara dan simbol-simbol yang dinyatakan dalam kitab Wahyu adalah hal-hal yang sangat sulit dipahami. Tetapi pemahaman akan timbul bersamaan dengan perjalanan sejarah jauh ke depan. Kitab Wahyu bukan hanya berisi nubuat-nubuat yang akan datang tetapi satu persatu nubuat itu sudah disingkapkan setelah kitab dibaca oleh para pembaca. Wahyu bersifat praktis dan memberi petunjuk-petunjuk moral yang perlu ditaati pembaca yang sedang melangkah maju menyongsong masa depan yang kekal. (MT)