Jumat 20 September 2024
KIRANYA TUHAN MENGHARDIK ENGKAU
Bacaan Sabda : Yudas 1:8-16
Sabda Renungan : “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ”Kiranya Tuhan menghardik engkau!” (Yudas 1:9)
Menghardik, menghujat, mengumpat, mengutuk adalah kata yang biasa dilakukan orang yang sedang marah. Kita tahu pada umumnya kemarahan ditujukan seseorang kepada yang dia benci. Bila orang percaya menunjukkan kepada iblis tentu adalah hal yang wajar bahkan rasanya penting untuk dilakukan. Pantasnya iblis itu memang harus dihardik, dihujat, ditengking dan diusir dan semua perlu dengan suara keras, sikap marah dan rasa benci. Tetapi Mikhael penghulu malaikat ternyata tak melakukan itu dalam perselisihan mengenai mayat Musa. Tidak jelas apa yang mereka persoalkan mungkin saja iblis hendak memakai mayat Musa untuk menjadi alatnya dalam hal menyesatkan banyak orang. Allah mengutus malaikat Mihkael untuk mencegahnya. Malaikat tidak menghakimi iblis dengan kata-kata hujatan dia hanya berkata “Kiranya Tuhan menghardik engkau”.
Walaupun Mikhael penghulu malaikat, dia tidak menggunakan kuasanya untuk menghujat dan mengusir iblis walaupun dia berhak melakukannya. Dia tidak marah-marah dan mengusir iblis walaupun dia mampu dan berkuasa melakukannya. Dia tidak menghakimi iblis karena dia tahu bahwa hanya Allahlah yang berhak untuk menghakimi segala sesuatu. Sikap Mikhael hanya dengan berkata “Kiranya Tuhan menghardik engkau” adalah sebagai sijkap bersandar sepenuhnya kepada Allah. Terkesan ada keragu-raguan untuk menggunakan kuasa yang diberikan Allah kepadanya, tetapi sesungguhnya justru tak ada keragu-raguan. Mikhael justru menyatakan keyakinannya kepada Allah yang disembah kepada iblis. Dalam hal ini memberi anjuran kepada orang percaya supaya tidak menyalahgunakan kuasa yang diberi Allah kepadanya tetapi hendaklah menggunakan secara tepat dan benar.
Dalam menghadapi iblis sebaiknya mengedepankan iman dan kepercayaan yang sungguh kepada Allah. Semuanya kita orang percaya hendaklah terus belajar menahan diri dari sikap mengumpat sebagai pelampiasan emosi. Bahkan tidak juga kepada roh-roh jahat. Sebab iblis tidak takut kepada umpatan, tengkingan dan hujatan kita kepadanya. Tetapi dia takut dan tak berkutik kepada iman dan kedekatan serta sikap bersandar kepada Tuhan. (MT)