Minggu 01 September 2024
MENYIKAPI HARI KIAMAT
Bacaan Sabda : 2 Petrus 3:1-18
Sabda Renungan : “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup” (2 Petrus 3:10-11)
Semakin jauh ke depan, bila kedatangan Tuhan Yesus yang ke-dua kali belum menjadi kenyataan maka sikap skeptis akan semakin bertumbuh, berkembang dan semakin keras dan nyaring. Tidaklah mengherankan bila orang percaya pun akan semakin mempertanyakan “Di manakah janji atau kapankah janji kedatangan-Nya itu?” (ayat 4). Dan akan bermunculanlah para pengajar palsu yang menyangkal bahwa Yesus akan datang lagi untuk kedua kali sebagai hakim yang menghakimi sejarah manusia dalam dunia alias kiamat.
Rasul Petrus memberi alasan dan sikap yang tepat dalam menyikapi hari kedatangan Yesus yang kedua kali. Alasannya adalah pemahaman Yesus akan datang segera sesungguhnya kita memahami segera dalam pemahaman waktu manusiawi. Padahal firman Tuhan justru memaknainya dengan waktu dalam pemahaman Allah. Petrus memperjelasnya dengan “bagi kita 1000 tahun padahal bagi Allah hanya satu hari” (ayat 8). Hal itu terjadi karena Allah memandang waktu dari sudut kekekalan (Mazmur 90:41). Allah dapat menyelesaikan karya satu hari saja yang menurut pandangan kita memakan waktu 1000 tahun. Kemudian saat manusia khususnya orang percaya sudah jenuh melihat kekejaman manusia, Allah justru sabar menunggu pertobatan. Karena Allah menghendaki supaya jangan ada yang binasa.
Lebih lengkapnya Petrus menjelaskan sikap pengikut Kristus dalam menanti kedatangan Yesus yang kedua kali yaitu “Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup” (ayat 11). Pada saat Petrus menulis surat kirimannya ini, dia sedang mempersiapkan diri untuk dihukum mati oleh kaisar Nero. Jadi dia tentu sangat mengharapkan Yesus datang kedua kali sebelum dia dieksekusi. Tetapi dia justru mengutamakan kesucian dan kesalehan hidup karena hal itu adalah merupakan hal utama dalam menantikan kedatangan-Nya. Fokuslah pada sasaran yang benar dan utama yaitu tujuan hidup kita adalah berpusat kepada Allah bukan kepada penderitaan yang sedang terjadi. Betul juga pesan “Hiduplah semakin kudus dan saleh seakan-akan Yesus akan datang besok”. (MT)