Kamis 30 Mei 2024
TELADAN KERENDAHAN HATI
Bacaan Sabda : Filipi 2:19-30
Sabda Renungan : “Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu” (Filipi 2:19-20)
Ada seorang pembaca Alkitab yang bertanya masih mungkinkah sekarang ini ada orang Samaria yang baik hati? Hal itu dipertanyakan karena melihat fakta dan mendengar berita tentang kehidupan manusia pada akhir zaman ini. Faktanya yang terjadi adalah masing-masing manusia melindungi diri sendiri, setiap kelompok melindungi kelompoknya sendiri dan semua bangsa menjaga keamanan bangsanya sendiri. Tentu saja pertanyaan itu bersumber dari sikap yang sangat pesimis, karena faktanya selalu saja ada orang baik di tengah-tengah maraknya berbagai kejahatan di bumi ini. Walaupun hidup baik dan benar itu sangat sulit dicapai, tetapi tidak mustahil. Itulah sebabnya Tuhan memerintahkan, karena Tuhan tidak mungkin memerintahkan sesuatu perbuatan yang tidak bisa dicapai oleh manusia.
Rasul Paulus bukan hanya memerintahkan orang percaya meneladani Yesus menjadi teladan dalam hal hidup baik dan benar serta rendah hati tetapi dia juga menampilkan dua orang hamba Tuhan yang layak diteladani yaitu Timotius dan Epafroditus :
- Timotius (ayat 19-24). Timotius seorang petobat muda langsung menghidupi pertobatannya, dalam tuntunan Paulus sebagai bapak rohaninya. Dari pengalaman Timotius kita belajar bahwa menjadi seorang berkarakter baik dan rendah hati bukanlah terjadi secara otomatis dan tiba-tiba. Timotius haruslah menghidupi dan mengembangkan diri untuk memiliki pikiran Kristus. Sebagai anak rohani dia tentu bangga tetapi secara sukarela dia menghambakan diri kepada Paulus. Dia mempunyai pikiran seorang hamba dalam melayani sehingga sangat terbiasa memperhatikan, mendoakan dan mengusahakan kesejahteraan orang lain. Rasul Paulus memasukkan Timotius dalam timnya dan Timotius pun dilatih terus menjadi seorang yang rendah hati dan selalu siap menghambakan diri.
- Epafroditus (ayat 25-30). Rasul Paulus adalah orang Yahudi sepenuhnya, Timotius Yahudi peranakan atau setengah Yahudi sedangkan Epafroditus adalah bukan Yahudi. Dia sepenuhnya orang Kristen non Yahudi tetapi bertumbuh menjadi seorang berkarakter baik dan rendah hati. Rasul Paulus menyebutnya orang Kristen yang peduli dan terbeban juga orang Kristen yang diberkati. Melalui karakter baik dan rendah hatinya dia menjadi berkat bagi Rasul Paulus, menjadi berkat bagi gerejanya dan menjadi berkat bagi gereja sepanjang masa. Sesuai dengan arti namanya dia adalah orang Kristen yang menawan hati. (MT)