Minggu 26 Mei 2024
KEBEBASAN SEJATI
Bacaan Sabda : Filipi 1:12-26
Sabda Renungan : “Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Filipi 1:20-21)
Seperti Allah memakai tongkat Musa, Allah memakai batu pangumban Daud, Allah memakai buyung Gideon, ternyata Allah juga memakai rantai dan penjara Paulus. Orang Roma tidak menyadari bahwa rantai dan penjara tidaklah mengikat Paulus tetapi justru memberikan kebebasan kepadanya dalam memberitakan Injil. Rasul Paulus menyatakan bahwa karena pemberitaan Injil lah dia menderita dan dia juga terbelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu (2 Timotius 2:9). Rantai belenggu itu sangat penting bagi kemajuan Injil karena memberi kesempatan kepada Paulus bergaul dengan kelompok pegawai-pegawai di istana Kaisar sebagai tahanan resmi karena kasus yang penting.
Dalam keadaan sulit itu ternyata ada juga dari kalangan Kristen yang memojokkan Paulus yang berakibat terjadi juga perpecahan gereja di Roma sulit untuk mempercayainya tetapi ini adalah fakta sejarah. Tidak heran bila keadaan itu sempat membuat Paulus kecewa. Walaupun demikian tetap saja Rasul Paulus tidak mau kehilangan sukacita. Dan Rasul Paulus tetap bersukacita dan membuat pernyataan keberaniannya menghadapi kehidupan dan juga menghadapi kematian.
Dalam penjara dan pada usia semakin lanjut rasul Paulus tidak kehilangan sukacita kendatipun dia mengakui bahwa dirinya menghadapi keputusan yang sulit. Dia masih ingin mengabdikan diri pada masa tuanya untuk tetap hidup bersama dengan jemaat-jemaat yang didirikannya, tetapi mati untuk menikmati kebahagiaan abadi bersama Kristus sudah sangat dirindukannya. Tetapi dia ingin menangguhkan kepergiannya ke surga agar dapat menolong dan teladan bagi orang-orang percaya. Kematian bagi Paulus hanyalah keberangkatan ke surga yang bisa ditangguhkan atas permohonan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Keberangkatan adalah istilah militer yang pergi membebaskan tahanan yang tertangkap dalam peperangan.
Jadi kata ini sering digunakan rasul Paulus pada masa tuanya yang mengandung dua arti. Berangkat bisa berarti kematian tetapi berangkat bisa juga berarti berkarya dalam memberitakan Injil. Bagi rasul Paulus dua-duanya sama saja. Jadi betul-betul tak ada satu kuasa pun yang mampu merampas sukacita rasul Paulus. Jadi sesungguhnya betul indah suatu kalimat “Dunia dan surga adalah milik Bapa-Ku”. Jadi dunia dan surga adalah suatu tempat menikmati penyertaan Allah dengan nuansa yang berbeda. Jadi tetaplah bersukacita. (MT)