Rabu 22 Mei 2024
PERNIKAHAN KRISTEN
Bacaan Sabda : Efesus 5:21-33
Sabda Renungan : “Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.” (Efesus 5:21-22)
Sebelum rasul Paulus menjelaskan susunan otoritas dalam keluarga Kristen dia memulia dengan mengatur bekerjanya otoritas secara benar adalah setiap anggota keluarga haruslah saling merendahkan diri. Saling merendahkan diri adalah prinsip yang umum yang harus ada dalam membangun harmonisasi dalam komunitas. Tetapi prinsip ini utamanya haruslah diterapkan dalam keluarga.
Tunduk kepada otoritas dengan kelembutan dalam bersikap dan berkomunikasi, kesabaran dan toleransi haruslah merupakan ciri khas dari setiap anggota keluarga Kristen. Walaupun di sini suami adalah merupakan pemimpin dalam keluarga hendaklah tidak berusaha menggunakan otoritasnya untuk merugikan dan mematikan kreatifitas anggota keluarga lainnya. Karena suami terhormat bila menggunakan otoritasnya untuk membangun anggota keluarganya. Dengan mentaati susunan otoritas dalam keluarga secara tepat dan benar berarti kita sudah mengijinkan Allah mengendalikan keluarga. Itulah sebabnya sangat dibutuhkan kerendahan hati dalam mengoperasikan otoritas dalam keluarga. Susunan otoritas dalam keluarga ditulis dalam firman Tuhan adalah kebenaran yang harus ditaati. Bila ditaati maka tercipta keharmonisan hubungan suami istri, orang tua dan anak dan majikan dengan pegawainya. Tetapi penerapannya haruslah dalam situasi saling merendahkan diri.
Rasul Paulus jauh lebih banyak berbicara kepada para suami Kristen daripada kepada para istri. Dan dia menetapkan bagi mereka patokan yang tertinggi yaitu kasihilah istrimu seperti Kristus telah mengasihi jemaat. Hal ini penting karena jika suami menjadikan kasih Kristus kepada jemaat menjadi patokan mengasihi untuk istrinya maka dia harus siap berkorban. Kasih suami kepada istri adalah kasih yang menguduskan yang berarti memisahkan. Saat ritual pemberkatan nikah suami dipisahkan untuk menjadi milik istrinya dan istri dipisahkan menjadi milik suaminya.
Perlu dipahami bahwa dalam hidup pernikahan di bawah terang firman Tuhan maka keluarga menjadi suatu persekutuan yang kreatif seperti rencana Allah untuk semua pernikahan. Musuh terbesar pernikahan adalah mementingkan diri sendiri. Sebab itu pernikahan Kristen haruslah selalu terbuka kepada kehadiran Roh Kudus agar semua anggota keluarga saling merendahkan diri sehingga tak terjadi benturan dalam mengoperasikan otoritasnya. (MT)