Sabtu 18 Mei 2024
KEKAYAAN YANG HIDUP
Bacaan Sabda : Efesus 3:14-21
Sabda Renungan : “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. (Efesus 3:16-17)
Ada satu ciri utama surat-surat rasul Paulus dari penjara yaitu kehidupan doa yang jelas dan berulang-ulang. Kepada jemaat di Efesus ada dua kali dia berdoa untuk jemaat. Tentu saja yang ditulis adalah syafaatnya untuk gereja sedangkan doa pribadinya tetap menjadi milik pribadinya yang selalu dihidupi dalam menjalin intimitas dengan Tuhan. Jadi penjara tak menjadi penghambat baginya untuk menjalin hubungan dekat dengan Allah dan sesama manusia.
Menurut rasul Paulus doa adalah kekayaan yang hidup, tak boleh didiamkan haruslah dimanfaatkan. Doa bukan saja ritual agama yang kaku melainkan pembangun hubungan yang hidup dan dinamis. Doa jangan dipusatkan pada kebutuhan-kebutuhan jasmani tetapi hendaklah berfokus pada kedalaman hati untuk membangun kehidupan rohani atau batin. Alangkah baiknya bila kita memanfaatkan kekayaan yang hidup ini dengan meneladani Paulus yang memelihara kehidupan doanya kendatipun ada dalam penjara. Rasul Paulus memanfaatkan kekayaan yang hidup dan dalam dari penjara membuatnya bukan saja eksis tetapi mampu menghasilkan karya yang monumental berupa surat-surat kirimannya dari penjara.
Dalam dan melalui doa-doanya rasul Paulus memberi tiga keteladanan dalam berdoa :
- Pertama “Sikap berdoa”. Rasul Paulus menyatakan “Aku sujud”. Sikap tubuh yang sujud menandakan sikap hati yang menyembah Alkitab tidak menentukan sikap tubuh dalam berdoa. Abraham dan Salomo berdiri sebagai sikap menyembah yang pasti dalam berdoa adalah sikap menyembah. Menyembah adalah merendahkan diri serendah-rendahnya dihadapan Allah, disertai sikap meninggikan Allah setinggi-tingginya sebagai wujud pengakuan bahwa Dialah penguasa tunggal atas hidup.
- Kedua adalah “Sikap memohon”. Dalam hal memohon rasul Paulus tidak terfokus kepada materi dan diri sendiri. Dia memohon kekuatan dan keteguhan hati di dalam Tuhan, kedalaman jiwa untuk mengenal Allah, pengertian yang benar kepada kehendak Allah, dan kepenuhan hidup di dalam Kristus. Dia pun berdoa bukan untuk dirinya tetapi untuk semua orang percaya.
- Ketiga “Sikap bersyukur”. Rasul Paulus yang meyakini bahwa berdoa adalah kekayaan yang hidup diliputi hati yang tak putus-putusnya untuk bersyukur kepada Tuhan. Dalam doanya sangat tergambarkan bahwa tidak ada alasan tidak bersyukur dan tak terhitung alasan untuk terus bersyukur kepada Tuhan. (MT)