Minggu 05 Mei 2024
MEMANDANG MUKA
Bacaan Sabda : Galatia 2:1-14
Sabda Renungan : “Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu – bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka – bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.” (Galatia 2:6)
Perselisihan rasul Paulus dengan Petrus tidak dapat dihindari karena mempunyai perbedaan pendapat mengenai sikap kepada orang Kristen Yahudi dan orang Kristen non Yahudi. Rasul Petrus lebih memihak kepada orang Kristen Yahudi karena ada rasa segan untuk menentang mereka walaupun Petrus mengetahui sikap Kristen Yahudi yang berusaha bersikap eksklusif adalah merupakan suatu kesalahan. Rasul Paulus mengkritisi sikap Petrus yang terkesan sangat munafik karena menyangkal keyakinannya sendiri hanya karena takut kehilangan simpati dari orang-orang Kristen Yahudi. Kemungkinan juga dia takut kehilangan kekuasaan di gereja Yerusalem. Persetujuannya pemisahan Kristen Yahudi dari non Yahudi membuat terjadi kesalahpahaman adanya 2 kelompok gereja yaitu Kristen Yahudi dan non Yahudi.
Sangat terlihat dengan jelas bahwa kritikan rasul Paulus kepada Petrus adalah kritik berdasarkan kasih untuk membangun. Terbukti di kemudian hari rasul Petrus menyebut rasul Paulus sebagai “Saudara yang kita kasihi” (2 Petrus 3:15). Dalam kritiknya yang sangat tegas Paulus tidak mengemukakan pendapatnya tetapi memperkatakan firman Tuhan dengan topik “Allah tidak memandang muka”. Allah memandang semua manusia sama. Dia tidak membeda-bedakan satu sama lain, satu bangsa dan bangsa lain. Allah tidak pernah pilih kasih terhadap orang berdasarkan keturunan reputasi dan kedudukan atau prestasi serta pencapaian seseorang. Karena Allah yang mengasihi semua manusia menilai orang yang dikasihinya itu melalui hati sebagai bagian dari manusia batiniah umat-Nya. Allah yang mencintai semua orang adalah Dia yang dekat kepada umat-Nya dan mendengar doa semua umat-Nya. Dia tidak lebih dekat dan lebih mendengar kepada umat-Nya yang lebih terpelajar dari yang tidak terpelajar, yang kaya lebih dari yang miskin, yang berkuasa dan berkedudukan dari yang lemah dan rakyat jelata.
Prinsip abadi Allah itu teguh dan tak tergoyahkan. Prinsip abadi-Nya adalah Dia dekat dan mendengar kepada semua orang dari segala bangsa, dari segala golongan dan dari segala status sosial. Tentulah semua harus menyatakan syukur atas kasih setia-Nya dengan cara hidup takut akan Dia dan mengamalkan kebenaran. Sikap terus terang menegur ala rasul Paulus perlu bagi semua hamba Tuhan, juga sikap rela ditegur seperti rasul Petrus. (MT)