Kamis 02 Mei 2024
DARI DALAM DAGING
Bacaan Sabda : 2 Korintus 12:1-21
Sabda Renungan : “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.” (2 Korintus 12:7-8)
Dalan pekabaran Injil rasul Paulus telah mengalami banyak penyataan-penyataan Allah atas dirinya. Penyataan melalui mujizat, selamat dari bahaya, lepas dari penjara dan banyak hal lagi. Dia tidak menahan diri untuk menyaksikan bukti penyertaan Allah melalui karya Roh Kudus dalam pelayanannya karena bertujuan meyakinkan pendengarnya bahwa Yesus itu hidup dan nyata melalui hidup orang percaya. Tetapi klimaks penyertaan Allah dalam hidupnya adalah saat dia menerima penglihatan dan penyertaan serta diangkat ketingkat yang ke tiga dari sorga.
Kejadian 14 tahun dipendam dengan tujuan agar para pengikut Kristus tidak sampai mengaguminya karena Yesus Kristuslah yang patut dikagumi. Kemudian pengalaman ini adalah untuk dirinya sendiri, dan bila disaksikan 14 tahun yang lalu akan menimbulkan pro dan kontra yang berpotensi mengganggu kelancaran pemberitaan Injil. Tetapi setelah 14 tahun dia menyaksikannya dengan tujuan untuk menjelaskan berbagai penderitaan dan kesulitan hidup yang dia alami dengan istilah “Duri di dalam dagingku”. Duri dalam daging adalah merupakan kalimat simbol dan tentu harus ada usaha untuk memahami ide yang terkandung dalam kalimat simbol tersebut. Rasul Paulus tidak menjelaskan arti “duri” karena menganggap bahwa semua pendengar dan pembaca telah memahaminya dan secara umum mempunyai duri itu dalam hidup masing-masing. kalau duri dalam daging rasul Paulus dihubungkan dengan usaha roh jahat yang diutus iblis untuk mengganggu kenyamanan dan pelayanan yang sedang dihidupi rasul Paulus, tetapi atas ijin dan pembatasan Allah, sama seperti pengalaman Ayub (Ayub 2:1).
Allah mengijinkan duri pada Paulus untuk mencegah rasul paulus menjadi sombong dan bermegah atau memegahkan diri atas prestasi dan pencapaian pelayanannya. Hal itu membuat Paulus semakin bergantung pada kasih karunia Allah. Rasul Paulus sudah 3 kali berdoa untuk duri dalam dagingnya diangkat oleh Tuhan, tetapi permohonannya ditolak oleh Tuhan, dengan jawaban “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu”. Kasih karunia Allah adalah merupakan kehadiran dan kemurahan-Nya untuk memberikan kekuatan Ilahi kepada mereka yang berseru kepada-Nya. Allah mengarahkan rasul Paulus agar tak membanggakan prestasi pelayanannya tetapi bangga dan melihat nilai hidup kekal melalui penderitaan dan kelemahannya.
Bila hal itu dialami para pengikut Kristus kehadiran dan kuasa Kristus akan nyata dalam hidup karena sesungguhnya dirasakan atau tidak dirasakan Kristus selalu ada bersama kita dan diam di dalam hidup yang terus melangkah menuju ke rumah surgawi. (MT)