Rabu 01 Mei 2024
KELEMAHAN RASUL PAULUS
Bacaan Sabda : 2 Korintus 11:1-33
Sabda Renungan : “Tetapi menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan di dalam segala hal.” (2 Korintus 11:5-6)
Rasul Paulus sangat terganggu dengan kehadiran para pemberita Injil baru yang yang sangat pintar berkomunikasi menggunakan kecerdasan berbicara walaupun tak pandai mempertimbangkan kalimat-kalimat yang digunakan pada pemberitaan mereka. Rasul Paulus menyebut mereka pemberita Injil tetapi yang mereka beritakan adalah Yesus yang lain. Ada penyimpangan yang serius dalam pemberitaan mereka karena tidak memberitakan Yesus yang sesungguhnya. Yesus tetap merupakan tema dalam pemberitaan mereka tetapi tidak memberitakan Yesus secara lengkap. Kemudian rasul Paulus menyebut mereka rasul-rasul yang tiada taranya. Mungkin saja pemberitaan mereka sangat fokus kepada mujizat dalam Yesus sehingga pelayanan mereka sangat dikagumi.
Kemudian kemampuan mereka dalam berkotbah jauh melebihi rasul Paulus sehingga sangat berhasil menghimpun banyak orang yang bersimpati dengan mereka. Rasul Paulus mengakui bahwa dia lemah dalam berkata-kata untuk menarik simpati tetapi dalam hal luasnya wawasan dan juga banyaknya pengetahuan, dia lebih unggul dari mereka. Rasul Paulus bukan menyombongkan diri tetapi menyakinkan gereja Tuhan bahwa dia memiliki pengenalan dan pengetahuan yang lengkap tentang Yesus.
Selanjutnya rasul Paulus secara tegas menyebut rasul cerdas berbicara dan rasul tiada tara itu adalah rasul-rasul yang palsu. Hal itu diputuskan Paulus untuk mengantisipasi keraguan orang percaya atas kerasulan Paulus yang secara sengaja dituduhkan rasul-rasul palsu sesungguhnya. Jadi dalam pasal ini rasul Paulus bersaksi tentang pergumulannya dan pengorbanannya dalam pemberitaan Injil tidak bermaksud membanggakan diri. Tujuannya adalah untuk membela kerasulannya sebagai rasul yang sejati.
Rasul Paulus juga memberi kritik untuk membangun dan menjaga jemaat dari praktek-praktek penipuan yang dilakukan oleh rasul-rasul palsu. Para rasul palsu itu cukup berpengaruh menggunakan kemampuan mereka memperhamba, menghisap dan menguasai jemaat. Rasul Paulus menegur dengan tegas karena jemaat rela diperlakukan dengan cara yang salah. Seharusnya jemaat mempunyai alasan yang kuat untuk menolak rasul-rasul yang palsu itu. Tetapi karena mereka datang dengan membawa nama Yesus yang sangat mereka kasihi, mereka pun mudah percaya. Jadi rasul Paulus bukan hanya menegur jemaat tetapi menjaga mereka agar tetap setia kepada Yesus sejati, jangan sampai terpengaruh kepada rasul-rasul palsu. (MT)