Kamis 30 November 2023
TEKUNLAH MENGHADAP TUHAN
Bacaan Sabda : Markus 8:1-26
“Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: ”Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon. Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.” (Markus 8:24-25)
Setelah Yesus melakukan mujizat penggandaan sedikit roti dan ikan untuk memenuhi kebutuhan ribuan orang untuk kedua kalinya. Dia menolak permintaan Farisi yang meminta tanda, kemudian mengingatkan murid-murid-Nya agar hati-hati terhadap ragi orang Farisi. Maksud Yesus adalah dampak buruk dari paham dan ajaran Farisi. Tak henti-hentinya Yesus mengajar murid-murid-Nya melalui berbagai cara untuk membuat para murid terisi dengan pemahaman yang benar tentang Firman sebagai pernyataan kehendak Tuhan. Dampak dari paham dan ajaran Farisi hal-hal buruk yang sangat mencemarkan hidup spiritual pengikut Yesus. Ragi Farisi menujuk kepada tradisi yang bertentangan dengan Firman Tuhan sedangkan ragi Herodes adalah jiwa sekulerisme dan keduniawian yang juga bertentangan dengan firman Tuhan.
Pengikut Kristus harus selalu berjaga-jaga atau mawas diri terhadap tradisi dan sekularisme yang selalu berusaha memberi dampak atau mempengaruhi dengan cara-cara ramah, santun dan logis. Itulah sebabnya perlu mawas diri dalam menyikapinya. Setelah Yesus melatih murid-murid-Nya dalam hal berdoa untuk kesembuhan dan mengusir setan secara berulang-ulang, Yesus juga mengajar tentang kesembuhan orang buta di Betsaida dengan fakta kesembuhan yang berangsur tidak langsung seperti biasanya. Orang buta itu tidak langsung merayakan kesembuhannya, karena penglihatannya tidak langsung jelas. Tetapi juga tidak menjadi patah semangat melainkan dia sabar menunggu tindakan Yesus selanjutnya. Dia berserah kepada Yesus dan tidak mau berhenti untuk berharap. Yesus meletakkan tangan-Nya lagi ke mata orang buta itu kemudian penglihatannya menjadi terang karena kesembuhannya sudah sempurna. Tentu saja Yesus dapat menyembuhkan seketika tetapi Dia sengaja melakukan kesembuhan melalui proses kepada murid-murid-Nya. Yesus melatih murid-murid-Nya untuk melayani kesembuhan melalui proses artinya tidak cukup mendoakan hanya sekali saja. Yesus mengajarkan dalam pelayanan perlu ketekunan untuk mengadakan pendampingan kepada orang sakit mengalami proses kesembuhan. (MT)