Minggu 12 November 2023
MEMAKSIMALKAN POTENSI DIRI
Bacaan Sabda : Matius 25:14-30
“Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” (Matius 25:28-29)
Melalui perumpamaan talenta Tuhan Yesus dengan tegas menyatakan bahwa Allah memberi karunia kepada semua manusia berupa talenta atau potensi khusus dari Allah untuk dikembangkan. Allah memberi talenta dan penerima talenta bertanggung jawab untuk mengembangkannya. Bila dihubungkan dan diterapkan dalam gereja Tuhan, maka kepada semua orang percaya diberi karunia untuk melayani atau potensi khusus untuk dapat dipersembahkan dalam pelayanan. Allah memberi karunia dan penerima karunia bertanggungjawab menerapkan dalam pelayanan. Bukan hanya menerapkan tetapi ditindaklanjuti dengan memaksimalkannya.
Talenta juga adalah lambang dari semua kemampuan, waktu, sumber daya dan kesempatan yang diberikan Allah untuk melayani. Semua pemberian adalah kepercayaan Allah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Bila tidak mau mengabdikan dan mengembangkannya kepada Tuhan dan sesamanya maka sama saja tidak memilikinya. Yesus menyatakan bahwa Dia akan memberi kepada yang mempunyai dan mengambil dari yang tidak mempunyai. Dalam hal ini Yesus hendak menyatakan bahwa memberi kepada yang mempunyai adalah semakin memberi karunia kepada mereka yang mengabdikan dan memaksimalkan karunia itu dalam pelayanan. Dan mengambil dari yang tidak mempunyai artinya memgambil dari mereka yang tidak mengabdikan dan memaksimalkan karunia Allah itu dalam pelayanan. Kepada pengembang talenta itu Allah mengatakan baik sekali perbuatanmu hai hambaku yang baik dan setia.
Jadi kepada orang percaya yang mengabdikan dan mengembangkan karunia dalam pelayanan dinyatakan Allah sebagai hamba-Nya yang baik dan setia. Jadi dalam pandangan Allah baik dan setia itu bukan hanya dinilai dari karakternya tetapi juga melalui karya, pengabdian dan sikap memaksimalkan karunia dalam pelayanan. Hal itu berarti baik dan setia bukan pasif tetapi aktif. Kepada yang tidak mengembangkan talenta Allah mengatakan “Hai hambaku yang malas dan jahat”. Jadi para hamba yang tidak mengabdikan dan tidak memaksimalkan karunia Allah dalam pelayanan adalah hamba yang jahat dan malas. Jelas bahwa mereka berkarakter buruk juga pemalas. Mereka tidak setia karena sangat pasif karena malas. (MT)