Selasa 07 November 2023
HUKUM DAN KASIH
Bacaan Sabda : Matius 22:15-46
“Jawab Yesus kepadanya: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37-39)
Ahli taurat tak henti-hentinya melancarkan pertanyaan untuk mencobai Yesus. Tujuannya adalah untuk menemukan kesalahan Yesus. Pertanyaannya adalah “Hukum manakah yang terutama dalam hukum taurat?” Penanya menjebak Yesus dengan harapan Yesus memberi jawaban yang salah. Tetapi Yesus memberi jawaban yang membuat ahli taurat itu tak dapat menyalahkan Yesus melainkan membuat mereka kagum dengan jawaban-Nya. Yesus memberi jawaban bahwa hukum taurat itu bukanlah mengenai hukum saja yang dapat diklasifikasi mana hukum yang paling utama, yang utama dan kurang utama. Yesus menjelaskan bahwa hukum itu adalah mengenai kasih, kasih kepada Allah sebagai yang pertama dan kasih kepada sesama manusia yang sama dengan kasih kepada Allah. Jadi kasih kepada Allah dan sesama adalah sama-sama utama. Kalau hukum sudah dialihkan kepada kasih tak boleh lagi dipilah-pilah tingkat keutamaanya karena kasih itu menuntut sikap hati, sikap menghormati dan juga sikap menghargai. Jadi hukum yang pertama dan utama bukanlah berbicara tentang hal terpenting atau terutama, sebab bila sudah mengasihi kepada Allah dan kepada manusia hal itu berarti sudah melakukan suatu keutamaan dalam bersikap, menghormati, menghargai dan membangun hubungan.
Kasih kepada Allah haruslah kasih yang sepenuh hati karena Allah mengasihi dengan sepenuh hati. Demikian juga kita semua haruslah mengasihi sesama dengan sepenuh hati seperti diri kita masing-masing mengharapkan dikasihi dengan sepenuh hati. Kasih yang tidak sepenuh hati sesungguhnya bukanlah kasih. Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia meliputi kesetiaan dan juga keterikatan pribadi, tetapi tentu saja kasih kepada Allah mempunyai keistimewaan karena melibatkan ketaatan dan penyerahan diri kepada-Nya. Kasih kepada Allah itu sangat istimewa dan utama karena merupakan penuntun penting dalam hal mengasihi sesama. Ketika kita mengasihi sesama atau menyatakan kasih kepada sesama, kita tidak boleh berkompromi terhadap dosa karena harus tetap bercermin kepada kekudusan Allah. Ketika kasih kepada sesama dilepaskan atau tak terhubung dengan kasih kepada Allah maka kasih terhadap sesama itu bisa menjadi liar dan kehilangan arti. Sebab itu kasih kepada sesama tak boleh terpisah dengan kasih kepada Allah. (MT)