Sabtu 04 November 2023
HIDUP DALAM KERAJAAN ALLAH
Bacaan Sabda : Matius 20:17-34
“Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:26-28)
Permintaan ibu Yohanes dan Yakobus agar Yesus menaruh anaknya di sebelah kiri dan kanan, bila sudah saatnya Yesus duduk dalam tahta kerajaan-Nya, jelas-jelas adalah permintaan yang salah. 10 murid-murid yang lain menjadi marah, bukanlah tanda bahwa mereka mengetahui permintaan ibu itu salah, tetapi karena mereka juga mengharapkan kedudukan yang sama. Jadi mereka masih beranggapan bahwa Yesus akan menjadi raja dunia sehingga mereka menjadi para menteri-menterinya. Itulah sebabnya Yesus memberi penjelasan untuk membetulkan konsep berpikir mereka yang salah itu. Yesus berkata “Kamu tahu bahwa pemerintah-pemerintah bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan para pembesar menjalankan kuasanya dengan keras”. Yesus menjelaskan perbedaan yang akan didirikan Yesus yaitu “Kerajaan Allah”. Dalam pemerintahan duniawi ada praktek tangan besi atau diktator dan menjalankan kekuasaan dengan kekerasan. Sedangkan dalam pemerintahan kerajaan Allah tidak ada konsep kekuasaan dan hirarki kebesaran. Tidak ada perebutan kedudukan dan perebutan kekuasaan. Tidak ada juga praktek memerintah orang lain. Sebaliknya yang harus ada adalah mempersembahkan diri untuk melayani.
Dalam kerajaan Allah bekerja demi kesejahteraan rohani orang lain bukan untuk memperoleh penghormatan dari orang lain. Bila mau terkemuka dan beroleh kehormatan bukan menjadi seorang tuan tetapi justru menjadi hamba. Sesungguhnya teladan dalam kerajaan Allah adalah raja kerajaan Allah itu sendiri yaitu Yesus Kristus. Dia justru mempersembahkan hidup-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Tebusan dalam pengertian suatu harga yang dibayar untuk kebebasan dan keselamatan. Jadi dalam karya penebusan Kristus sang raja kerajaan Allah itu, Dia mati sebagai harga yang dibayar atau kematian-Nya adalah harga tak ternilai untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Jadi Yesus raja kerajaan Allah itu justru mempersembahkan hidup-Nya untuk umat-Nya. Raja dalam kerajaan Allah itu adalah pemimpin yang melayani bukan pemimpin yang menguasai. Keteladanan Yesus ini tetap berlaku untuk para pemimpin rohani, karena haruslah terus menghamba dan melayani. Dengan demikian gereja haruslah terus mengevaluasi para pemimpin rohani seperti pastor dan pendeta. Bila menjadi penguasa haruslah dikembalikan pada fungsinya sebagai pelayan yang menghamba. (MT)