Jumat 03 November 2023
BERSYUKUR ATAS KARUNIA ALLAH
Bacaan Sabda : Matius 20:1-16
“Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.” (Matius 20:15-16)
Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur adalah merupakan kritikan Yesus untuk membangun kehidupan Petrus sebagai pelayan Tuhan yang dipersiapkan Yesus untuk melanjutkan tongkat estafet pemberitaan Injil setelah Yesus naik ke sorga. Kritikan Yesus kepada Petrus ini merupakan pelajaran penting juga kepada pengikut Kristus sepanjang zaman. Ada 4 hal yang perlu kita simak :
Pertama bahwa hidup sebagai warga kerajaan sorga itu bukanlah soal jasa melainkan mengenai hal istimewa. Bila berbuat banyak berarti melakukan hak istimewa berkarya dalam kerajaan Allah. Jangan pernah dihitung sebagai jasa membuat diri masa lebih unggul dari orang lain.
Kedua. Jangan tawar menawar harga bila hidup dan berkarya untuk memperluas kerajaan Allah. Sadar hak itu baik tetapi menuntut hak itu kurang baik. Bila pengikut Kristus hanya menerima haknya saja atas usaha yang dia lakukan berarti dia hanya memperoleh sesuai dengan haknya saja. Padahal kasih karunia Allah jauh lebih besar, lebih baik, lebih benar, lebih tepat dan lebih indah dari hak yang diperoleh sesuai perbuatan.
Ketiga, Yesus melarang Petrus dan pengikut-Nya mencatat dan menghitung perbuatan baik yang pernah dilakukan. Allah lebih mengetahui segala sesuatu perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh umat-Nya. Lebih baik Allah yang menghitungnya, karena penghitungan Allah itu penting tepat, benar dan romantis. Adalah lebih tepat bila pengikut Kristus menghitung dan mencatat berkat-berkat yang diterima dari Allah. Bila berkat Allah jangan pernah dilupakan, tetapi hitung semua satu persatu. Kemudian hitung dan jangan pernah membanding-bandingkan dengan berkat Allah kepada orang lain.
Keempat, Bersyukurlah atas berkat, kasih dan karunia Allah kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Perlu kita selalu ingat bahwa kita sudah hidup dalam kasih karunia Allah dan akan hidup dalam kasih kasih karunia Allah, sedang hidup dalam kasih karunia Allah dan akan hidup dalam kasih karunia Allah. Jadi kita tetaplah dan senantiasa bersyukur karena dari awal sampai akhir hidup dalam kasih karunia Allah. Bangun terus hidup secara holistic dan dahulukanlah hidup kerohanian itu jauh lebih baik. Jauhkan iri hati terhadap berkat rohani yang diterima oleh orang lain. Bersyukur atas kemajuan yang dicapai teman di dalam Tuhan, jadikan pertumbuhan iman mereka sebagai alasan untuk bersyukur dan bersukacita.
Yesus sudah menjelaskan fakta yang terjadi dalam kerajaan Allah bahwa yang terakhir bisa menjadi terdahulu. Bila hal itu terjadi bersyukurlah karena hati yang penuh syukur selalu stabil. (MT)