Minggu 29 Oktober 2023
YESUS MEMPERSIAPKAN MURID-MURIDNYA
Bacaan Sabda : Matius 17:1-27
“Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: ”Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Matius 17:3-4)
Setelah Yesus memberitahukan penderitaannya kepada murid-murid-Nya, Dia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes ke gunung pemuliaan, tempat Bapa memmempermuliakan Yesus di depan 3 orang murid-Nya. Di hadapan murid-murid-Nya Bapa mempermuliakan Yesus sehingga berubah rupa putih bercahaya, kemudian Yesus berbicara dengan Musa dan Elia. Selanjutnya Petrus mengusulkan mendirikan kemah tentu dengan harapan mereka akan menetap disitu, karena suasana kemuliaan Allah itu sangat menakjubkan dan sangat sulit untuk ditinggalkan. Tiba-tiba dari awan kemuliaan Allah Bapa berkata “Inilah Anak yang kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan, dengankanlah Dia”. Secara spontan murid-murid Yesus tersungkur ketakutan. Yesus pun menyentuh mereka serta berkata jangan takut keadaan pun biasa kembali. Yesus pun mengajak murid-murid-Nya pulang dan merahasiakan kejadian ini sebelum Yesus dibangkitkan dari kematian. Yesus menyatakan peristiwa kemuliaan ini kepada murid-murid-Nya tentu saja untuk menyakinkan murid-murid-Nya akan keTuhanan Yesus. Murid-murid-Nya haruslah mempunyai keyakinan yang kuat dan mengakar kepada Yesus yang adalah Tuhan dan juruselamat.
Adanya Musa dan Elia berkomunikasi dengan Yesus untuk meyakinkan bahwa sorga itu adalah fakta yang disediakan Allah bagi umat-Nya yang tidak mengalami kematian seperti Musa. Turun dari bukit pemuliaan Yesus langsung fokus kepada karya dan pelayanan-Nya. Yesus kembali melakukan mujizat kesembuhan dan mengajar serta memberi keteladanan hidup sebagai warga masyarakat kemudian Yesus memberitahukan penderitaan-Nya untuk kedua kalinya. Pada pemberitahuan kedua ini hati para murid sedih dan tidak ada lagi yang membantah. Murid-murid mulai menyadari bahwa Yesus sungguh-sungguh. Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya untuk siap menghadapi kenyataan. Walaupun sesungguhnya para murid kurang yakin hal itu tidak akan terjadi kepada Yesus, karena tak ada perbuatan Yesus yang melanggar hukum dan menyakiti orang lain. Lagi pula Allah mempunyai cara yang tentu tak perlu ada penderitaan untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Jadi para murid masih berharap Allah menggunakan kedaulatan-Nya untuk mengubah rencana-Nya. Tetapi Allah sudah memutuskannya. Yesus harus taat. (MT)