Rabu 25 Oktober 2023
HUKUM TAURAT VS TRADISI YAHUDI
Bacaan Sabda : Matius 15:1-20
“Jawab Yesus: ”Kamu pun masih belum dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.” (Matius 15:16-18)
Orang Farisi sangat sibuk menjebak dan mengkritik Yesus dengan tujuan menemukan kesalahan Yesus istimewa yang berhubungan dengan hukum taurat. Yesus sangat berbeda dengan orang Farisi dan ahli taurat dalam hal memahami dan menerapkan hukum taurat. Yesus sangat paham dalam hal membedakan hukum taurat sebagai adat istiadat orang Yahudi. Yesus menempatkan firman Tuhan di atas adat istiadat. Kebenaran firman Tuhan itu mutlak sedangkan adat istiadat tidak mutlak, karena bisa berubah sesuai kemajuan zaman dan juga diterapkan hanya kepada pemangku adat tersebut bukan untuk semua orang. Berbeda jauh dengan orang Farisi yang mensejajarkan firman Tuhan dengan adat istiadat bahkan tidak jarang menempatkan adat istiadat di atas firman Tuhan. Farisi justu sangat ringan melanggar firman Allah demi adat istiadat orang Yahudi, sedangkan Yesus membatalkan bila perlu menghilangkan adat istiadat bila bertentangan dengan firman Tuhan karena adat istiadat haruslah dicerahkan di bawah terang firman Tuhan.
Kemudian orang Farisi dan ahli taurat memberi daftar berbagai menu makanan dengan penggolongan antara yang najis dan tidak najis. Biasanya mereka mengada-ada yang tidak ada dalam hukum taurat sehingga semakin banyak menu makanan yang digolongkan sebagai najis. Yesus pun memberi sebuah norma untuk menentukan najis atau tidak najis. Yesus menyatakan bukan yang kita makan yang menajiskan kita, karena yang kita makan dicerna dan yang tak berguna dibuang. Yang menajiskan adalah yang keluar dari mulut artinya yang kita katakan lah yang menajiskan. Dengan kata lain yang utama adalah menjaga mulut dalam arti hati-hati dalam berbicara. Selektif dalam memilih kata-kata yang hendak kita katakan. Yesus ingin mengatakan bahwa makanan tidak akan menajiskan bila tidak berdampak kepada hati dan pikiran. Jadi tentunya minuman yang memabukkan dan juga obat-obat terlarang sudah pasti menajiskan, karena berdampak buruk kepada hati, pikiran dan perkataan. Perkataan buruk dan jahat menajiskan karena perkataan berasal dari hati. Hati dalam Alkitab adalah keseluruhan intelek, emosi, keinginan dan kemauan. Hati yang kotor membuat pikiran perasaan dan perkataan menajiskan hidup sebab itu tetaplah jaga hati agar perkataan tetap terjaga dan baik jangan sampai menajiskan. (MT)