Minggu 15 Oktober 2023
MATIUS MURID YESUS
Bacaan Sabda : Matius 9:1-17
“Yesus mendengarnya dan berkata: Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Matius 9:12-13)
Dalam pasal 9 ini penyembuhan terhadap orang sakit dari berbagai jenis penyakit masih terus dilanjutkan oleh Yesus. Orang lumpuh berjalan, orang sakit pendarahan segera sembuh, orang buta melihat dan orang bisu berbicara. Pada zaman itu kedokteran masih hal yang langka dan belummaju membuat banyak orang sakit tak tertangani sehingga sangat membutuhkankesembuhan. Tentu ada ribuan yang sembuh, penulis Injil tentu menyeleksi sebagian kecil yang ditulis. Jadi boleh diperkirakan betapa sibuknya Yesus menyembuhkan ribuan orang sakit pada hal konsentrasi Yesus pada saat itu adalah mengajar untuk mempersiapkan murid-murid-Nya. Tetapi karena belas kasih-Nya kepada orang banyak, Dia terus melakukan pelayanan kesembuhan.
Di sela-sela pelayanan kesembuhan seorang lumpuh Yesus menyempatkan diri memperkenalkan diri sebagai Tuhan yang berkuasa mengampuni dosa manusia. Bukan itu saja, Yesus juga menyempatkan memangil Matius menjadi pengikut dan murid-Nya yang dicela oleh orang Farisi karena Matius seorang pemungkit cukai yang orang Farisi menyebutnya sebagai orang berdosa. Dalam hal ini Yesus sedang mengajar murid-murid-Nya cara membangun hubungan dengan orang belum percaya yang terisolasi dari kaumnya karena tuduhan dan penghakiman yang kejam atas nama agama tradisi. Membangun hubungan bukan tujuan kesenangan bukan juga pertemanan yang akrab tetapi untuk membawanya kepada jalan kebenaran dan hidup.
Saat Yesus dan murid-murid-Nya makan bersama Matius, maka orang Farisi mempertanyakan mengapa Yesus makan dan duduk bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Yesus segera memberi jawaban yang sangat logis: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa”. Jawaban itu sangat telak kepada orang Farisi yang merasa diri orang benar. Ada kemungkinan orang Farisi berharap mereka dipanggil Yesus sebagai murid-murid-Nya, karena pada saat itu berita tentang pelayanan Yesus semakin tersebar disertai dengan pengikut-Nya yang semakin banyak. Jadi pada saat itu Farisi mendapat jawaban bahwa Yesus tak akan memanggil mereka menjadi murid-Nya. Berbeda dengan Matius sang pemungut cukai yang memposisikan diri dan juga diposisikan orang Farisi sebagai orang berdosa sangat membutuhkan Tuhan Yesus untuk beroleh pengampunan. Dia segera mentaati ajakan Yesus untuk menjadi pengikut dan murid-murid-Nya. (MT)