Jumat 13 Oktober 2023
PEMBERITA KEBENARAN HARUS HIDUP BENAR
Bacaan Sabda : Matius 7:20-29
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?” (Matius 7:21)
Yesus menegaskan bahwa syarat untuk memasuki kerajaan Allah adalah melakukan kehendak Allah. Tetapi tetap juga berlaku bahwa untuk memperoleh keselamatan tidaklah dengan usaha sendiri melainkan anugerah Allah kepada orang percaya. Jadi orang percaya melakukan kehendak Allah bukan supaya selamat tetapi karena sudah selamat. Orang yang sudah memperoleh keselamatan itu tidak boleh hidup berdasarkan kehendak sendiri tetapi hendaklah terus berjuang agar bersikap dan berperilaku serta hidup sesuai dengan kehendak Allah. Hidup mentaati Firman atau melakukan kehendak Allah adalah persyaratan untuk tetap memperoleh keselamatan. Jadi agar setia melakukan dan hidup sesesuai kehendak Allah haruslah mempersembahkan hidup menjadi persembahan hidup kepada Allah (Roma 12:1).
Perlu kita pahami bahwa orang percaya tidak akan pernah mampu melakukan kehendak Allah dengan kekuatannya sendiri karena kemampuan itu adalah kasih karunia Allah. Allah selalu memberi kemampuan kepada orang percaya kepada-Nya untuk mentaati firman-Nya dan hidup sesuai kehendak-Nya. Jadi sudah jelas bahwa hanya bila kita hidup dekat dengan Allah sajalah kita mampu melakukan kehendak-Nya, karena Allahlah kemampuan dan kekuatan kita.
Dalam ayat 22-23, ditandaskan bahwa pada hari terakhir orang yang tidak melakukan kehendak Bapa di surga akan ditolak karena Allah tidak mengenal mereka. Jadi hanyalah orang percaya pelaku kehendak Allahlah yang dikenal oleh Allah. Jadi seorang pendeta dan penginjil, pemberita Firman disertai dengan mujizat mungkin saja tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah. Rupanya bisa juga terjadi bahwa para pengkhotbah yang berapi-api disertai mujizat melakukan pelayanan di bawah pengaruh iblis atau hanya berdasarkan semangat manusiawi atau egonya sendiri. Berdasarkan khotbah Yesus di bukit ini, yang ditempatkan hampir di akhir khotbah-Nya sangat menekankan bahwa semua pelayanan Tuhan seperti para pendeta dan penginjil besar haruslah mengedepankan kehidupan yang benar atau hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kemudian ada juga kemungkinan seorang yang jahat hidup dengan moral yang buruk memberitakan kepada Tuhan dan banyak orang percaya kepada Tuhan oleh pemberitaannya. Dan Allah Roh Kudus dapat bekerja dalam hidup pendengarnya sehingga mereka menyerahkan diri kepada Kristus. Tetapi sudah pasti Allah tak pernah mendukung pendeta yang tidak benar walaupun Allah pasti mendukung kebenaran yang diberitakannya. Sebab itu hiduplah benar dan beritakan kebenaran. (MT)