Selasa 10 Oktober 2023
BERDOA DENGAN BENAR
Bacaan Sabda : Matius 6:1-24
“Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Matius 6:8-11)
Dalam ajaran Yesus pada khotbah di bukit mencakup banyak hal yang mengatur hubungan antar manusia dan juga hubungan manusia dengan Allahnya. Suatu hubungan paling indah dan akrab antara manusia dengan Allahnya adalah berdoa. Yesus mengawali ajarannya tentang doa dengan mengkritik praktek-praktek berdoa orang-orang munafik yang menjadikan doa sebagai pencitraan terhadap orang lain. Mereka pamer dalam hal berdoa agar dinilai sebagai orang yang taat beragama. Jadi berdoa bagi mereka adalah menarik perhatian orang lain. Dalam pandangan Yesus berdoa model ini adalah berdoa para orang-orang munafik tulen.
Dalam ajaran Yesus berdoa adalah justru memutuskan hubungan dulu dengan orang lain saat berdoa agar fokus membangun hubungan dengan Allah. Dan saat Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa, Yesus tidak mengajarkan tentang cara tetapi langsung kepada praktek dengan kalimat-kalimat sederhana dan sarat makna. Yesus memulai dengan para pendoa yang membangun hubungan dengan Allah berucap “Bapa kami yang di surga”. Sesederhana itu bukan? Doa adalah Bapa dan sang pendoa adalah anak-Nya. Hubungan dekat ini adalah suatu kepastian betapa dekatnya para pendoa dengan Allahnya.
Karena Dia, Bapa para pendoa bebas saja mengungkapkan isi hatinya. Dia adalah Bapa di surga, jadi haruslah melibatkan penyembahan saat datang berdoa kepada-Nya. Tetapi karena Dia Bapa yang mengasihi kita menyembah-Nya dengan gembira karena tercipta hubungan yang akrab dengan Dia Bapa kita yang kekal. Kemudia doa kepada Allah Bapa kita harus pula dengan pengakuan yang tulus bahwa Bapa kita adalah Maha Kudus sehingga doa haruslah berhubungan dengan kerajaan-Nya jadi pengakuan yang pasti dari pihak pendoa haruslah menjadikan Bapa menjadi penguasa tunggal dalam hidupnya. Saat membuka hati untuk kedatangan kerajaan-Nya maka harus juga membuka diri atas kehadiran-Nya dengan segala manifestasi-Nya untuk menghancurkan kuasa iblis.
Dan klimaksnya adalah saat pendoa menyatakan jadilah kehendak-Mu. Hal itu berarti kita para pendoa haruslah siap menerima kehendak Allah terwujud dalam hidup kita bersama dengan sikap memposisikan keinginan kita di bawah kehendak Bapa di surga. Karena sesungguhnya kehendak Bapalah yang terbaik, terbenar dan tertepat. (MT)