Rabu 23 Agustus 2023
KECEWA ATAS KEBERHASILAN
Bacaan Sabda : Yunus 4:1-11
“Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?”” (Yunus 4:11)
Nabi Yunus adalah satu-satunya pengkhotbah yang kecewa atas keberhasilannya dalam berkhotbah satu kota besar ibukota Asyur bertobat. Pertobatan itu menjadi alasan Allah tidak jadi menghukum penduduk Niniwe. Sungguh aneh tanggapan Yunus. Dia bukannya bersukacita melainkan kecewa. Yunus seharusnya bahagia karena perjuangannya untuk sampai ke kota Niniwe sungguh tidak sia-sia karena membuahkan hasil besar yang sangat mengagumkan. Nabi Yunus marah dengan keputusan Allah untuk mengampuni penduduk Niniwe, karena ternyata Yunus tidak menghendaki Allah menyelamatkan musuh Israel. Nabi Yunus tidak mengabdikan diri kepada kehendak Allah tetapi mengabdikan diri kepada bangsanya. Dia merasa Asyur akan tetap menjadi ancaman bagi orang Israel. Walaupun faktanya ke depan bahwa Asyur selalu menjadi ancaman bagi Israel, pertobatan Niniwe ibukota Asyur adalah kehendak Allah. Allah sedang menunjukkan kepada Israel bahwa Dia sangat menghendaki terjadinya pertobatan agar hukuman tidak dijatuhkan.
Allah sesungguhnya menyatakan kepada umat Israel bila bangsa penyembah berhala sejahat Asyur saja beroleh kemurahan Allah atas pertobatan mereka, tentu hukuman Allah kepada bangsa Israel pun akan ditiadakan bila umat Israel bertobat. Nabi Yunus adalah manusia biasa yang bisa salah paham bahkan menyatakan kepada Allah lebih baik dia mati karena merasa Allah telah memusuhi Israel dengan menyelamatkan Niniwe. Allah tidak memarahi apalagi menghukum nabi Yunus atas kesalahannya. Allah memakai pohon jarak untuk menyadarkan nabi Yunus. Pohon jarak yang tumbuh cepat sehingga Yunus bisa berteduh di bawahnya tetapi dimatikan sejenak hanya oleh seekor ulat. Dia marah karena kenyamanannya segera lenyap, Yunus lebih memperhatikan kenyamanannya yang datang dan lenyap daripada keselamatan sebuah kota besar. Nabi Yunus lebih mengabdikan diri kepada pikiran dan kenyamanan jasmaninya daripada mengabdikan diri kepada kehendak Allah.
Bagi kita orang percaya hendaklah mengambil pelajaran dari kisah nabi Yunus ini. Kisah Allah menjangkau semua umat manusia bukan hanya umat tertentu seperti umat Israel. Kita dan umat Israel adalah alat di tangan Allah untuk menjangkau semua manusia. Sebab itu bersyukurlah selalu. (MT)