Selasa 22 Agustus 2023
PERTOBATAN NASIONAL
Bacaan Sabda : Yunus 3:1-10
“Datanglah firman Tuhan kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu. Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya” (Yunus 3:1-3)
Setelah nabi Yunus dimuntahkan ikan besar ke darat, Allah memperbaharu perintah dan janji-Nya kepada Yunus. Yunus dipanggil Allah untuk kedua kalinya menyerukan agar umat Niniwe bertobat agar terhindar dari hukuman Allah. Tanggung jawab nabi Yunus adalah menyampaikan firman Allah. Sedangkan taat Firman dan bertobat adalah merupakan tanggung jawab penduduk Niniwe. Pertobatan Niniwe sebagai tanggapan kepada pemberitaan nabi Yunus adalah sangat mungkin pada saat itu karena terjadi peralihan kemonoteisme dampak dari 2 wabah besar yang menimpa Niniwe yang mereka anggap sebagai wabah ilahi. Jadi peristiwa hukuman ilahi itu telah mempersiapkan ibukota Asyur itu menerima berita nubuat yang disampaikan nabi Yunus.
Jadi ketika nabi Yunus memulai khotbahnya di Niniwe penduduk ibukota Asyur itu sangat menanggapi semua yang Yunus khotbahkan. Mereka bertobat dari dosa mereka dan segera meninggalkan kejahatan mereka. Yunus menyadari apa yang dipikirkan selama ini ternyata salah. Dia berpikir bahwa orang Asyur yang hidup di ibukota besar dan modern itu tidak mungkin bertobat.
Kisah mengenai Yunus ini sering disebut sebagai kisah klasik mengenai pikiranku VS pikiran Tuhan. Jadi sesungguhnya bila kita merenungkan kisah Yunus ini kita akan termotivasi menaklukkan pikiran kita kepada pikiran Tuhan. Yunus akhirnya menaklukkan pikiran dan kehendaknya kepada kehendak Tuhan. Yunus menerima dan menyakini bahwa Tuhanlah yang melemparkannya ke dalam laut dan yang memerintahkan ikan besar menelannya sebagai pimpinan Allah kepadanya untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Sebelumnya Yunus takut kepada kejahatan penduduk Niniwe, tetapi sekarang ketakutannya berubah, ketakutannya yang terbesar sekarang adalah jangan sampai dia diusir dari hadapan Allah untuk selama-lamanya (2:4).
Pertobatan penduduk Niniwe membuat Allah membatalkan rencana-Nya untuk menghukum. Keinginan terbesar Allah adalah menunjukkan belas kasihan bukan melaksanakan hukuman. Tuhan selalu bergerak oleh belas kasihan-Nya kepada orang berdosa yang mau bertobat. Jadi kitab Yunus ini sangat jelas menyatakan kebenaran Alkitabiah, bahwa Dia tidak menginginkan seorang pun binasa. Kerinduan terbesar Allah adalah orang berdosa bertobat untuk memperoleh pengampunan dan keselamatan. (MT)