Rabu 16 Agustus 2023
KEAMANAN YANG PALSU
Bacaan Sabda : Amos 6:1-14
“Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!” (Amos 6:1)
Bangsa Israel pada zaman Amos termasuk bangsa yang aman baik secara ekonomi maupun secara politik. Rasa aman ini seharusnya menjadi alasan yang baik dan tepat untuk bersyukur kepada Allah. Tetapi faktanya adalah umat justru semakin larut dalam hidup berdosa. Sehingga nabi Amos menyampaikan teguran keras Allah kepada Israel (Samaria) dan kepada Yehuda (Utara). Mereka sama-sama makmur tetapi menggunakan kemakmuran itu untuk terus hidup dalam dosa. Dengan mulut mereka mengakui bahwa kemakmuran mereka adalah merupakan berkat Allah. Tetapi mereka bukanlah bersyukur dan taat kepada Allah, justru kemakmuran menutup mata mereka kepada kebaikan Allah. Nabi Amos pun menegur mereka dan mengingatkan bahwa sesungguhnya keamanan dan kemakmuran mereka adalah keamanan dan kemakmuran yang palsu.
Sepanjang sejarah umat Tuhan, sering juga dibutakan oleh kemakmuran dan keamanan sehingga tidak mampu melihat kebenaran. Israel Seharusnya meratapi dosa-dosa dari pada bersukacita menikmati kemewahan. Padahal dosa-dosa yang terus dilakukan tanpa ada usaha untuk membuang akan mendatangkan malapetaka pada masa yang akan datang. Tetapi umat setia yang merasa berduka karena dosa umat akan lolos dari hukuman. Kemakmuran membuat umat menolak kembali kepada Allah. Nabi Yoel tak henti-hentinya mengingatkan bila umat tidak meninggalkan hidup berdosa kota-kota kebanggaan Israel akan dimusnahan dan kemakmuran akan lenyap dengan sekejap mata. BIla Allah sudah menyatakan dengan sumpah pasti segera akan terjadi. Tidak ada yang salah dengan kemakmuran, bahkan Allah menjanjikan kemakmuran bagi yang taat dan setia kepada-Nya.
Kemakmuran menjadi salah bila kemakmuran itu dianggap menjadi tujuan utama dalam kehidupan sehingga menutup diri kepada kebenaran dan lebih buruknya lagi dijadikan menjadi berhala dalam kehidupannya. Kemakmuran sangat berpotensi menghanyutkan orang percaya hanyut dalam gaya hidup dunia yang berdosa di mana kerinduan akan Allah dan membangun hubungan dengan Allah tidak ada lagi. Tetapi kemakmuran bila diterima dan disyukuri dalam terang firman Allah sangat berpotensi juga membuat orang percaya hidup dekat dengan Allah dan mengabdikan diri hidup taat dan setia kepada Allah. (MT)