Sabtu 05 Agustus 2023
DOSA PEMIMPIN ISRAEL
Bacaan Sabda : Hosea 4-5
“Jika engkau ini berzinah, hai Israel, janganlah Yehuda turut bersalah! Janganlah pergi ke Gilgal, dan janganlah naik ke Bet-Awen, dan janganlah bersumpah: ”Demi TUHAN yang hidup! Sebab Israel degil seperti lembu yang degil, masakan sekarang TUHAN menggembalakan mereka, seperti domba di tanah lapang? Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia!” (Hosea 4:15-17)
Dosa umat Israel semakin besar karena ketiadaan penggembalaan. Raja-raja Israel dan para imam bukanlah membawa umat kepada Allah melainkan menyesatkan mereka menyembah berhala. Dalam keadaan terhukum para pemimpin Israel membandingkan mereka dengan Yehuda dalam rangka menyeret Yehuda kepada persoalan yang mereka alami. Hosea dipakai Allah bernubuat kepada Israel bukan Yehuda. Israel menuntut Allah menghukum Yehuda, padahal Yehuda mempunyai persoalan dan kehidupannya sendiri. Mereka sama-sama berstatus umat Allah tetapi berbeda dalam sikap moral dan kehidupan iman. Yehuda terhukum berdasarkan pelanggaran mereka bukan berdasarkan pelanggaran Israel. Sebaiknya mereka harus belajar dari hal-hal yang baik dari Yehuda bukan menuntut Yehuda memang bersalah, tetapi tidak sefatal dosa dan kesalahan Israel. Kesalahan terbesar Israel justru ada pada para pemimpin yang secara turun temurun atau dari pemimpin yang satu kepada pemimpin berikutnya selalu saja hidup dalam dosa penyembahan berhala.
Kemudian suksesi kepemimpinan selalu terjadi dengan pertikaian hingga pertumpahan darah. Kejahatan rakyat semakin merajalela karena para imam menjadi penyebar kejahatan sehingga nasib imam sama dengan nasib rakyat. Para imam bukan menuntun rakyat di jalan kebenaran dan keadilan, tetapi menjadi contoh buruk karena tidak hidup dengan moral yang baik dan benar. Rakyat dan para imam terhukum karena kefasikannya. Para imam terus saja menggunakan bahasa-bahasa religius dan kalimat-kalimat yang rohani tetapi dengan tujuan yang jahat. Kalimat-kalimat religius mereka gunakan untuk menipu rakyat dengan tujuan membalikkan hati dan pikiran rakyat dari penyembahan yang benar dan suci kepada penyembahan yang jahat dan menyimpang, dan tanpa sadar rakyat sudah berzinah rohani atau menyembah berhala.
Sepanjang sejarah perjalanan iman para umat Tuhan selalu saja diganggu guru-guru palsu yang menggunakan bahasa-bahasa Alkitab untuk menyampaikan ajaran-ajaran palsu mereka. Itulah sebabnya umat Tuhan harus selalu berusaha mengevaluasi ajaran-ajaran yang baru, karena biasanya sangat menarik padahal adalah trik-trik lihai untuk membelokkan kebenaran. Hosea sangat tegas mengecam mereka agar kembali kepada kebenaran. (MT)