Kamis 27 Juli 2023
ALLAH MENGENDALIKAN SEJARAH
Bacaan Sabda : Daniel 5:1-30
“Maka inilah tulisan yang tertulis itu: Mene, mene, tekel ufarsin. Beginilah tulisan itu tertulis: Mene, Mene, Tekel, Ufarsin. Maka inilah bunyi suratan yang tertulis di situ: MENAI, MENAI, TEKAIL, UFARSIN. Dan inilah makna perkataan itu: Mene: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekel: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia” (Daniel 5:25-28)
Babel dalam pemerintahan Nebukadnezar termasuk sukses yang berlangsung selama 44 tahun. Kerajaan Babel semakin melemah dalam pemerintahan Nabonidus dan putra sulungnya Belsyazar. Mereka memerintah Babel secara bersama. Tetapi 22 tahun dalam pemerintahan mereka berdua, kerajaan Babel semakin melemah karena sering mendapat serangan dari kerajaan-kerajaan lain. Belsyazar dengan sombongnya mengadakan pesta pora dan menggunakan perabotan bait Allah yang dibawa Nebukadnezar dari Yerusalem, sebagai tempat minuman yang memabukkan. Suatu tindakan sombong menghina kekudusan Allah secara sengaja. Dia menggunakan cawan-cawan suci bait Allah untuk menghormati dewa-dewa Babel. Dalam hal ini Belsyazar dan para bangsawannya secara sombong dan sengaja menghina Allah yang Maha kudus sehingga mendapat teguran dari Allah melalui tulisan itu juga adalah suatu pesan langsung dari Allah untuk menghukum Belsyazar.
Sebelum menghukum Allah mendahului dengan cara menegur dan memperingati untuk memberi kesempatan untuk bertobat. Tetapi Belsyazar tidak menggunakan kesempatan itu malahan justru menyia-nyiakannya. Daniel pun sudah menjelaskan kasus Nebukadnezar agar Belsyazar mencoba merendahkan diri dan bertobat. Sama seperti Belsyazar, biasanya orang tidak suka belajar dari sejarah karena menganggapnya sebagai masa lalu yang sudah berlalu. Betul bahwa kita tidak boleh diikat dan dikungkung hal-hal yang sudah lalu, itu betul. Tetapi kita dapat menarik pelajaran atau mengambil manfaat dari sejarah masa lalu. Melalui tulisan di dinding itu Allah menilai pemerintahan dan hidup Belsyazar sebagai sesuatu yang berbobot sangat ringan atau sudah rusak dan mutunya sangat rendah.
Jadi kerajaan pecah menjadi 2 kerajaan yaitu Midia dan Persia, 2 Kerajaan yang menaklukkan Babel. Kesombongan Belsyazar dengan sikap sembrono menghina Allah membuat jatuh. Allah menggunakan kedaulatannya menghukum Babel. Midia dan Persia sangat leluasa menyerang Babel dan sangat mudah menewaskan Belsyazar. Diperkirakan Belsyazar adalah satu-satunya korban dalam serangan itu. Koresy justru disambut dengan meriah menjadi raja pembebas menghentikan kelaliman Nabonidus dan Belsyazar. Sesungguhnya peralihan ini tidak terlepas dari pengendalian Allah atas sejarah dan penguasa dunia. (MT)