Rabu 26 Juli 2023
TUHAN MENINGGIKAN DAN MERENDAHKAN
Bacaan Sabda : Daniel 4:1-37
“Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.” (Daniel 4:34)
Allah menegur Nebukadnezar melalui mimpi tentang pohon besar yang lebat daun dan buahnya tempat berlindung binatang darat dan unggas. Tetapi penjaga yang adalah seorang kudus menebangnya, dan membiarkan tanggulnya bertunas. Daniel menjelaskan maknanya bahwa pohon itu adalah lambang raja Nebukadnezar, tetapi akan dihalau Allah dari antara manusia, kemudian dipulihkan Allah dan diberi lagi kesempatan untuk menjadi raja. Dalam hal ini Allah menyatakan bahwa seorang Nebukadnezar yang dipertuhan rakyatnya haruslah tetap tunduk kepada Allah. Tiba-tiba saja mimpi raja tergenapi. Dia terhalau dari manusia karena gila dan bertingkah laku seperti binatang. Daniel sempat menasehati Nebukadnezar agar bertobat dengan berkata “Lepaskanlah diri tuanku daripada dosa” (ayat 27). Dari nasehat Daniel ini sesungguhnya hukuman ini masih bisa dihindarkan, tetapi Nebukadnezar keras hati dan tidak mau bertobat.
Nebukadnezar terhukum selama tujuh masa. Tujuh masa dapat diartikan sebagai waktu yang cukup lama. Ada kemungkinan selama Nebukadnezar gila dan bertingkah seperti binatang terhalau dari manusia, roda pemerintahan ada dalam tangan Daniel karena dia sudah dianugerahi kedudukan di istana sebagai orang terdekat dengan raja Nebukadnezar. Allah melakukan suatu tindakan istimewa membuktikan kedaulatan-Nya mengatur penguasa tertinggi di bumi. Raja-raja atau penguasa-penguasa di bumi perlu belajar dan mengakui bahwa Allah berdaulat menempatkan siapa saja yang diingini-Nya memerintah kerajaan-kerajaan di atas muka muka bumi ini. Allah yang menghukum Nebukadnezar adalah Allah yang memulihkan dan mengembalikannya pada kedudukannya.
Setelah Nebukadnezar pulih, dia mengakui kebesaran dan kuasa Allah. Akal budi Nebukadnezar dipulihkan. Dia ternyata mengetahui apa yang terjadi kepada dirinya. Tetapi dia tiak mampu keluar dari situasi dirinya yang hidup dan bersikap layaknya seekor binatang. Suatu pengakuan mengalir deras dari mulutnya seperti tertulis dalam ayat 27. Jadi sekarang aku Nebukadnezar memuji, meninggikan dan memuliakan raja surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak. Pemerintahan Nebukadnezar berlanjut, tetapi catatan mengenai pemerintahannya setelah pulih dari penyakit gilanya tak ada lagi. Tetapi diperkirakan, dia semakin mempercayai Allah dan semakin memohon petunjuk. Daniel dalam pelaksanaan tugas sebagai raja yang tunduk kepada kedaulatan Allah. (MT)