Selasa 25 Juli 2023
SETIA KEPADA ALLAH
Bacaan Sabda : Daniel 3:1-30
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (Daniel 3:17-18)
Raja Nebukadnezar mengakui bahwa Allah yang disembah Daniel adalah Allah atas segala berhala yang disembah para bangsa-bsanga kafir, tetapi sepertinya hanya pada level pengakuan saja tidak sampai pada kehidupan yang mempercayai dan sujud menyembah Allah. Nebukadnezar memuliakan Daniel, Sadark, Mesakh dan Abednego dengan menganugerahi pemberian kedudukan tetapi tidak memuliakan Allah. Nebukadnezar tetap memposisikan diri haruslah yang terbesar sehingga cukup mengakui Allah tidak sampai pada menyembah Allah. Nebukadnezar justru menyombongkan diri karena dalam penjelasan Daniel dia adalah kepada patung yang terbuat dari emas. Jadi atas dasar kesombongan dia membangun patung emas dan menyuruh rakyat menyembah patung emas itu karena menyembah patung emas itu dianggapnya adalah menyembah dirinya sebagai kepala patung besar tersebut. Tujuannya jelas adalah meningkatkan ketundukan dan kesetiaan seluruh penduduk negeri kepada dirinya.
Nebukadnezar bukanlah satu-satunya pemimpin di dunia yang memakai agama untuk tujuan politik memperkokoh kekuasaan dan meninggikan diri. Perintah raja Nebukadnezar untuk menyembah patung buatannya itu berlaku untuk semua rakyat termasuk kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Kemungkinan besar tidak untuk Daniel yang sudah diangkat Nebukadnezar menjadi orang dekatnya di istana. Sikap ketiga pahlawan iman yang tidak mau menyembah patung itu berkonsekunesi dimasukkan kepada perapian atau dapur api. Jawaban mereka yang tegas membuat raja sangat marah hingga dapur api dipanaskan 7 kali lipat dari baisanya. Kesaksian tiga pemuda beriman, pemberani ini adalah mereka akan terus setia kepada Allah kendatipun Allah yang mereka sembah tidak melindungi mereka. Bagai mereka mati dan hidup sama saja asal tetap hidup beriman kepada Allah karena pasti hidup selalu bersama Allah.
Dalam perapian yang disaksikan langsung raja Nebukadnezar ini, wajah ketiga pemuda ini dipenuhi kemuliaan Allah dan disertai Allah karena raja menyaksikan mereka menjadi 4 orang. Api tak membakar mereka bahkan rambut dan pakaian mereka tetap utuh. Ketiga pemuda beriman ini adalah teladan untuk tidak kompromi kepada dosa dunia. Raja pun melepaskan mereka dan memerintahkan seluruh penduduk untuk menghormati Allah yag disembah ketiga pemuda ini setelah lebih dulu memuji Allah yang disembah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. (MT)