Minggu 23 Juli 2023
KEDAULATAN ALLAH DALAM SEJARAH
Bacaan Sabda : Daniel 1:1-21
“Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu” (Daniel 1:8-9)
Daniel adalah orang Yahudi pilihan yag diangkat oleh Nebukadnezar pada penawanan Yahudi pertama. Daniel dan ketiga sahabatnya adalah orang pilihan dari kaum bangsawan yang ikut serta dalam pembuangan rombongan pertama. Jadi ada 8 tahun dia lebih dahulu dari Yehezkiel yang ditawan di Babel pada rombongan yang kedua. Tema utama kitab Daniel ini adalah kedaulatan Allah dalam sejarah. Daniel adalah penulis dan tokoh utama dalam kitab Daniel ini. Sesuai dengan arti yang terkandung dalam kitab Daniel sangat jelas bahwa Allah menyatakan kedaulatan-Nya menghakimi para raja untuk mengatur jalan sejarah bangsa-bangsa. Daniel bukanlah satu-satunya umat Allah yang setia kepada Allah di negeri pembuangan. Situasi moral Babel adalah sepenuhnya kafir. Jadi saat Daniel dan kawan-kawan Yahudinya dipersiapkan menjadi pekerja di istana Nebukadnezar, situasi, ajaran, pola hidup yang harus mereka terapkan sepenuhnya adalah situasi kekafiran yang sangat bertentangan dengan kehidupan Daniel dan kawan-kawan Yahudinya sebagai umat beriman.
Pada saat itulah Daniel menolak secara santun makanan dan minuman yang berdasarkan hukum taurat haram untuk dikonsumsi. Daniel secara tegas menolak berbagai pola hidup kekafiran walaupun hal itu sangat berpotensi menggagalkannya bekerja di istana. Suatu kedudukan yang sangat bergengsi dan didambakan semua orang pada zamannya. Sikap Daniel ini adalah merupakan sikap tidak kompromi kepada segala bentuk kekafiran. Daniel sejak awal telah berketetapan hati mentaati firman Tuhan. Dia tidak akan mengorbankan iman dan pendirinya sekalipun resikonya kehilangan kedudukan bahkan kehilangan nyawa sekalipun. Daniel yang masih remaja sudah mempunyai pendirian yang kuat dan mampu membuat keputusan baik, tepat dan benar untuk dirinya. Kasihnya kepada Allah dan firman-Nya sudah sangat kuat dan tak tergoyahkan.
Semua umat yang berketetapan hati setia kepada Allah sudah pasti diperhadapkan kepada berbagai pencobaan. Daniel adalah teladan dalam kesetiaan. Buktinya Daniel tidak kehilangan kedudukan melainkan memperoleh kedudukan di istana, yang melaluinya Daniel mengabdikan hidupnya kepada Allah dan sesama. (MT)