Jumat 14 Juli 2023
PENJAGA UMAT
Bacaan Sabda : Yehezkiel 33:1-32
“Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?” (Yehezkiel 33:11)
Allah menetapkan Yehezkiel menjadi penjaga umat Israel dalam pengertian menjaga umat dari serangan musuh. Tetapi dalam pemahaman yang luas penjaga adalah mencegah dan mengingatkan umat agar tidak terus-menerus hidup dalam dosa yang membinasakan. Dalam pemahaman yang sangat tegas penjaga adalah orang percaya yang diminta pertanggungjawaban atas darah orang yang binasa karena penjaga tidak mencegah mereka binasa dengan cara memberitakan adanya jalan yang ditempuh untuk hidup dalam keselamatan dan tidak binasa. Sebagai penjaga Israel maka Yehezkiel harus memberitakan firman Tuhan kepada umat sebagai cara untuk mencegah mereka dari kebinasaan. Peran Yehezkiel dalam Perjanjian Lama adalah juga peran gereja dari zaman Perjanjian Baru hingga kepada akhir zaman.
Dalam terang kerajaan Allah seorang pengkhotbah yang tidak memberitakan kebenaran firman Tuhan akan diminta pertanggungjawaban atas darah orang yang hanya disuguhi berita yang menyenangkan bukan firman Tuhan yang menyelamatkan. Kemudian semua orang percaya bertanggung jawab untuk bersaksi kepada orang yang terhilang sebagai tugas misioner pengikut Kristus. Seperti nabi Yehezkiel yang menjadi penjaga yang setia atas bangsa Israel demikian pula pengikut Kristus hendaklah menjadi penjaga yang setia untuk manusia yang hidup dalam dosa.
Bersaksi tidak selalu melalui perkataan tetapi dengan cara hidup sebagai pengikut Kristus pun sudah menjadi surat Injil terbuka yang dapat dibaca banyak orang. Allah pun sudah membuka pintu selebar-lebarnya kepada semua orang datang dan taat kepada-Nya saat Dia berkata “Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik melainkan pertobatannya”. Allah menginginkan setiap orang datang kepada-Nya agar selamat dan tidak binasa (Ayat 11). Bila manusia jatuh dalam pelanggaran firman Allah, Dia selalu menghakimi adil dan benar. Orang percaya yang meninggalkan Allah dan kembali kepada hidup berdosa, bertangngjawab atas dosanya, tetapi bila dia bertobat lagi dan kembali kepada Allah, dia tetap diterima di hadapan Allah, beroleh pengampunan dan menerima keselamatan. Dan orang di luar Tuhan yang datang kepada Allah bertobat meninggalkan dosa-dosa kekafiran akan menerima karunia keselamatan.
Jadi Allah itu tidak berubah. Ketika Allah menjadi manusia Dia mewujudkan Allah yang tak berubah itu adalah Allah yang penuh kasih. Dia adalah Allah yang selalu membuka jalan agar keselamatan di dalam Yesus menjadi kesempatan bagi semua orang untuk beroleh keselamatan. (MT)