Kamis 13 Juli 2023
POSISIKAN DIRI SECARA BENAR
Bacaan Sabda : Yehezkiel 31-32
“Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai Firaun, raja Mesir dan katakanlah kepadanya: Engkau menyamakan dirimu dengan singa muda di antara bangsa-bangsa. Tetapi engkau seperti buaya di laut; sungai-sungaimu kaubuat berbuih, engkau mengeruhkan airnya dengan kaki dan menggelompar dalam lumpur sungainya.” (Yehezkiel 32:2)
Firaun raja Mesir adalah merupakan lambang kekuasaan dan kesombongan. Firaun yang terkendali dengan kediktatorannya sesungguhnya mendatangkan ketakutan bagi rakyatnya. Dia digambarkan seperti aras di Libanon yang terkenal dengan keindahan ranting dan kekuatan batangnya. Ranting yang indah dengan pohon yang menjulang tinggi menggambarkan kekuasaan yang tak tertandingi pada zamannya. Itulah sebabnya dia dipuja sebagai dewa oleh rakyatnya.
Bangsa Asyur disamakan dengan Mesir sebagai kekuatan yang dihentikan Babel. Mesir sempat menikmati kekuatan dunia setelah Asyur ditumbangkan Babel, tanpa menyadari bahwa mereka pun sebagai bangsa akan mengalami nasib yang sama. Hukuman akan segera menimpa. Dalam hal ini Allah menghukum bukanlah sewenang-wenang, tetapi selalu disesuaikan dengan kejahatan seseorang atau suatu bangsa. Tetapi perlu kita ketahui untuk zaman kita kini dan disini, bahwa Allah tidak selalu memberitahukan hukuman tetapi menawarkan pengampunan kepada semua orang. Asal mau bertahan dan berbalik kepada Allah.
Nubuat harus berlanjut mengenai nubuat ratapan atas dampak buruk yang terjadi karena keangkuhan Firaun sang diktator sejati. Firaun menyamakan dirinya dengan singa muda sebagai makhluk darat yang terkuat dan sekuat buaya laut sebagai makhluk air terkuat. Tetapi atas kesombongannya ini dia harus memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan yang Mahatinggi, seperti yang harus dilakukan para pemimpin dunia.
Jadi walaupun Firman ini ditujukan kepada Firaun, berlaku juga kepada manusia, khususnya kepada mereka yang diberi kesempatan untuk memimpin. Para pemimpin dan pembesar haruslah tetap menempatkan diri di hadapan Allah dan sesama secara benar, baik dan tepat. Sedangkan bukti kesombongan adalah kesembronoan menempatkan diri secara salah karena dia lebih tinggi dari Tuhan dan sesama atau tak mampu menempatkan atau memposisikan diri secara benar, baik dan tepat, ingat Allah akan merendahkan orang tinggi hati atau sombong, tetapi meninggikan orang yang rendah hati. (MT)