Minggu 09 Juli 2023
HUKUMAN TAK TERELAKKAN
Bacaan Sabda : Yehezkiel 23-24
“Oleh karena engkau menajiskan dirimu dengan kemesumanmu, dan Aku ingin mentahirkan engkau, tetapi engkau tidak menjadi tahir dari kenajisanmu, maka engkau tidak akan ditahirkan lagi, sampai Aku melampiaskan amarah-Ku atasmu.” (Yehezkiel 24:13)
Dalam dua pasal pembacaan Alkitab hari ini ada 2 kisah yang merupakan lambang dari kemurtadan bangsa pilihan Allah. Dikisahkan tentang 2 saudara Ohola dan Oholiba yang hidup dalam persundalan dan kemesuman yang sangat menjijikan. Ohola adalah menggambarkan Samaria atau Israel Utara dan Oholiba menggambarkan Yerusalem atau kerajaan Yehuda di bagian selatan. Kedua kerajaan umat pilihan Allah ini dijelaskan Yehezkiel secara terperinci mengenai hidupnya yang sungguh membangkitkan amarah Allah. Yehezkiel menjelaskan mereka sebagai umat yang tidak setia kepada Allah dengan gambaran persundalan dan perzinahan rohani kepada bangsa-bangsa penyembah berhala. Mereka memilih membangun hubungan dengan bangsa-bangsa kafir termasuk penyembah berhalanya dan meninggalkan hidup bersandar dan membangun hubungan dengan Allah.
Kemudian dalam pasal 24 adalah lambang tentang menaruh daging dalam kuali untuk dimasak. Yerusalem digambarkan akan menjadi sebuah kuali dan penduduknya digambarkan sebagai potongan daging dan tulang pilihan. Dalam hal ini memberi gambaran bahwa kejahatan dan kemurtadan umat pilihan Allah sudah betul-betul sampai puncak kemenangan dan Babel telah siap untuk memakannya. Setelah isi kuali habis, kuali itu akan dimurnikan dengan api. Kuali yang terbuat dari tembaga itu menjadi merah hingga semua kotorannya hilang. Kuali melambangkan Yerusalem yang menolak Allah membersihkan dari kenajisan. Jadi tak bisa lagi dihindari Yerusalem dan penduduknya harus ditimpa oleh murka Allah yang hebat. Berulang kali Allah memurkai umat-Nya secara khusus dan manusia pada umumnya adalah peringatan kecil akan adanya murka Allah pada dunia di hari kiamat yang ditentukan oleh Allah sendiri.
Nabi Yehezkiel mentaati Allah untuk memberi pesan-Nya kepada umat. Khususnya kepada umat yang setia, hal ini adalah mempersiapkan mereka untuk menghadapi kesukaran besar. Mereka yang setia ikut menderita tetapi sudah pasti Allah menyertai mereka dalam menghadapi penderitaan. Allah juga mempersiapkan nabi Yehezkiel menghadapi kesedihan karena Allah akan mengambil istrinya keharibaan-Nya dengan cara fakta kematian istrinya. Allah melarang Yehezkiel meratapi kematian istrinya dan melarangnya untuk berkabung. Yehezkiel mentaati, sehingga dia tidak terganggu bernubuat kepada umat Tuhan. Dalam hal ini sang nabi sudah sangat paham arti kematian bagi umat beriman yang setia sampai akhir. (MT)