Sabtu 08 Juli 2023
MENGENALI KEBENARAN
Bacaan Sabda : Yehezkiel 21-22
“Dan nabi-nabinya mengoles mereka dengan kapur dengan melihat penglihatan yang menipu dan memberi tenungan bohong bagi mereka; nabi-nabi itu berkata: Beginilah firman Tuhan ALLAH! –tetapi TUHAN tidak berfirman. Penduduk negeri melakukan pemerasan dan perampasan, menindas orang sengsara dan miskin dan mereka melakukan pemerasan terhadap orang asing bertentangan dengan hukum. (Yehezkiel 22:28-29)
Allah sangat beralasan menghukum orang Yehuda. Status umat pilihan Allah bukanlah hal yang permanen menempel pada Yehuda, karena bila umat itu terus menerus memberontak kepada Allah mereka pun tetap mendapat hukuman. Dosa telah mengundang bencana nasional menimpa Yehuda sehingga orang benar dan orang fasik sama-sama menjadi korban. Tetapi dalam Yehezkiel pasal 18 nabi Yehezkiel sudah mengatakan orang benar tidak akan mengalami hukuman kekal orang fasik.
Ada juga hubungannya dengan fakta bahwa umat Yahudi terbuang ke Babel tanpa membedakan orang benar dan orang fasik. Tetapi nanti di negeri pembuangan orang benar akan tetap menjadi terang karena menjadi alat dalam tangan Allah. Allah membuat suatu keputusan yang sulit dimengerti pada saatnya, tetapi waktu membuat umat-Nya akhirnya dapat dimengerti. Umat-Nya terus menerus mengeraskan hati sehingga Allah menghunus pedang untuk melawan umat-Nya. Para pemimpin Yehuda tidak berhenti melakukan tindakan-tindakan buruk seperti yang dilakukan bangsa penyembah berhala sehingga tak dapat lagi dibedakan mana umat Allah dan mana yang bukan umat Allah. Bersikap kompromi kepada penyembah berhala karena nabi-nabi palsu mengoles mereka dengan kapur. Mengoles dengan kapur adalah gambaran dari pengajaran yang menutupi kesalahan dengan kalimat-kalimat palsu walaupun menggunakan kalimat-kalimat yang bersumber dari firman Tuhan.
Para nabi dan hamba Tuhan pemberita Firman yang mengoles umat dengan kapur biasanya nyata melalui berita Firman yang sangat berkompromi dengan dosa. Mereka menghibur anggota jemaat dengan berkata “Semua orang berdosa”. Kalimat Alkitab ini kemudian dijelaskan secara salah. Dalam penjelasannya terkesan membiarkan saja umat melakukan dosa dengan alasan kita adalah manusia jadi kalau berdosa atau melakukan kejahatan wajar saja. Kemudian menjelaskan “Kita hidup dalam suatu zaman jadi mustahil hidup tanpa dosa dan kebejatan, sebab kalau tidak kita bisa terisolasi dan kelihatan aneh”.
Selanjutnya mereka meringankan pergumulan untuk hidup benar dan baik dengan berkata “Kita hanya manusia biasa dan jangan berharap bisa hidup dengan dengan standar yang ditentukan oleh Allah”. Akhirnya berkata “Kita dikasihi Allah apa adanya, apapun perbuatan kita tak ada konsekuensinya. Allah tetap mengerti dan Allah tetap peduli”. Terkesan Alkitabiah padahal sungguh bertentangan dengan firman Tuhan. Allah betul mengasihi kita apa adanya tetapi janganlah hidup seadanya. Perjuangkan kekudusanmu. (MT)