Kamis 06 Juli 2023
TERHUKUM KARENA DOSA SENDIRI
Bacaan Sabda : Yehezkiel 17-18
”Ada apa dengan kamu, sehingga kamu mengucapkan kata sindiran ini di tanah Israel: Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu? Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, kamu tidak akan mengucapkan kata sindiran ini lagi di Israel. Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. (Yehezkiel 18:2-4)
Nabi Yehezkiel tidak pernah mundur untuk menyampaikan kebenaran kepada umat walaupun beresiko menyulitkan hidupnya. Dia terus menubuatkan fakta yang segera terjadi yaitu Babel yang dipimpin Nebukadnezar akan segera menawan Yehuda ke Babel. Raja Yehuda Yoyakin akan ikut diangkut ke babel. Tetapi Zedekia raja Yehuda terakhir meminta bantuan Mesir untuk memberontak kepada Nebukadnezar. hal itu membuat Nebukadnezar murka sehingga Yehuda semakin menderita.
Dalam keadaan yang sangat menderita itu, rakyat Yehuda bukanlah berseru kepada Allah tetapi menyalahkan generasi di atas mereka dengan perkataan “Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu”. Rakyat mempunyai keyakinan yang keliru. Mereka terhukum karena dosa para leluhur mereka. Dalam hal ini rakyat Yehuda menuduh Allah tidak adil. Rakyat Yehuda tidak menyadari bahwa dosa-dosa mereka lebih parah dari dosa-dosa leluhur mereka. Allah merespon sikap dan keyakinan yang keliru ini dengan berkata bahwa setiap orang menderita karena dosanya bukan karena dosa orang lain. Setiap orang bertanggungjawab kepada Allah atas kesalahannya sendiri. Semua umat beriman yang terus menerus bebuat dosa akan mati secara rohani dan menderita hukuman kekal.
Dalam Keluaran 20:5 dan Ulangan 5:9 mengajarkan bahwa anak-anak terpengaruh oleh dosa orangtuanya, bukan terhukum karena dosa orangtuanya. Hal ini mengajarkan kepada setiap orangtua agar hidup benar karena berdampak baik kepada anak-anaknya. Bila orangtua mempunyai hubungan yang benar dan dekat kepada Allah akan memberi dampak yang baik memberkati hidup anak-anaknya. Yehezkiel mengajarkan semua orang bertanggungjawab atas dosanya sendiri. Rasul Paulus memperkuat prinsip ini dalam Roma 6:23 “Sebab upah dosa adalah maut tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal”. Manusia memasuki maut karena hidup berdosanya sendiri, tetapi beroleh keselamatan sebagai karunia Allah atas pilihannya sendiri hidup sebagai pengikut Yesus. (MT)