Senin 03 Juli 2023
JAUHI KEPALSUAN
Bacaan Sabda : Yehezkiel 12-13
“Oleh karena, ya sungguh karena mereka menyesatkan umat-Ku dengan mengatakan: Damai sejahtera!, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera – mereka itu mendirikan tembok dan lihat, mereka mengapurnya” (Yehezkiel 13:10)
Allah memerintahkan nabi Yehezkiel bernubuat untuk melawan nabi-nabi palsu yang sudah lebih dulu bernubuat dengan pesan yang palsu. Walaupun palsu sangat banyak dari umat Israel mempercayainya karena isi nubuatnya sangat menyenangkan untuk didengar. Karena sumber nubuat bukanlah dari Allah maka sudah jelas bahwa nubuat mereka adalah palsu. Palsu karena bersumber dari pikiran dan rekaan mereka sendiri yang bertujuan menyenangkan hati pendengar. Tetapi ada kemungkinan merupakan pesanan raja yang berkuasa.
Nubuat mereka memberi kedamaian palsu kepada umat, karena janji-janji damai yang mereka nubuatkan sangat bertentangan dengan nubuat nabi Yehezkiel yang bersumber dari Allah. Kepalsuan ditawarkan dengan cara bujuk rayu yang menyesatkan. Biasanya para nabi palsu sangat piawai mempengaruhi pendengarnya dengan perasaan aman yang palsu, walaupun secara terang benderang mereka sedang memberontak kepada Allah. Tuhan Yesus memberi tips sederhana kepada pengikut-Nya cara mengenali nabi dan pengajar palsu ini.
Kenalilah pengajar palsu melalui perbuatan dan karakternya bukan melalui perkataan-perkataannya. Hal itu sangat penting, karena fakta-fakta di ladang Tuhan para pengajar palsu melancarkan ajaran-ajaran palsu mereka melalui perkataan yang sangat memukau juga dengan metode-metode spektakuler, tetapi tanpa memperhitungkan kebenaran. Biasanya para pengajar palsu di gereja, tak perduli dengan standar kebenaran dalam mengajarkan ajaran mereka. Menurut mereka sering terjadi standar ganda, karena ajaran dan perilaku saling bertabrakan. Mereka menyatakan diri sebagai orang percaya sejati dan memiliki keselamatan kekal di dalam Kristus walaupun dalam waktu yang sama masih melakukan dan menikmati dosa, kebejatan moral dan keserakahan serta berbagai kejahatan keji yang secara terang benderang bertentangan dengan firman Tuhan.
Untuk mengantisipasi pola hidup para pengajar dan penganut kepalsuan hendaklah tegas menolak jangan sampai membuka ruang kompromi kepada mereka. Perlu juga memperdalam pemahaman kepada firman Tuhan agar tahu secara jelas, bahwa orang-orang pengajar dan penganut kepalsuan tidak akan mewarisi kerajaan Allah. Orang yang terbiasa berbuat dosa akan mati rohani dan jauh lebih dari Allah. Dambaan kita bersama adalah hidup dekat dengan Allah. (MT)