Minggu 25 Juni 2023
MENENTANG NABI PALSU
Bacaan Sabda : Ratapan 4:1-22
“Hal itu terjadi oleh sebab dosa nabi-nabinya dan kedurjanaan imam-imamnya yang di tengah-tengahnya mencurahkan darah orang yang tidak bersalah. Mereka terhuyung-huyung seperti orang buta di jalan-jalan, cemar oleh darah, sehingga orang tak dapat menyentuh pakaian mereka.” (Ratapan 4:13-14)
Pembuangan ke Babel adalah hal yang sudah dinubuatkan Yeremia dan tak terelakkan lagi. Nabi Yeremia menasihati agar tidak perlu mengadakan perlawanan untuk memicu kemarahan Nebukadnezar. Tetapi nabi-nabi palsu mengatakan harus melawan karena Tuhan akan memberi kemenangan. Orang Yehuda mengikuti nasihat nabi-nabi palsu dan akibatnya sangat fatal, karena Nebukadnezar sangat marah yang berakibat menghancurkan kota Yerusalem dan membinasakan banyak penduduk serta tetap juga terbuang ke Yerusalem. Nabi Yeremia meratapi semua peristiwa ini, tetapi semua sudah terjadi. Kehadiran nabi palsu adalah bencana yang sangat mengerikan.
Berita para nabi palsu itu sangat mudah diterima karena selalu menawarkan kemudahan dan berkompromi dengan sistem dunia dalam dosa. Jadi kehadiran nabi-nabi dan imam-imam palsulah yang membuat keadaan Yehuda mengalami kehancuran yang menjadikan Yerusalem sangat memprihatinkan dan bait Allah luluh lantak. Setiap nabi Yeremia melihatnya dia tetap meratapinya dalam pengertian tidak berhenti untuk mendoakannya.
Keadaan Yerusalem dan penduduknya binasa karena dosa-dosa mereka yang dijelaskan nabi Yeremia dalam 2 bagian :
- Bagian pertama, adalah karena kesalahan fatal yang dilakukan para pemimpin umat. Raja mendengar nasihat nabi palsu karena cukup menyenangkan hatinya. Nabi Palsu itu jelas-jelas memberi nasihat yang menentang nasihat nabi Yeremia. Nabi Yeremia sudah menasihati agar para pemimpin meninggalkan cara hidup berdosa dan rela saja tertawan ke Babel karena itu adalah bagian dari rencana Allah untuk umat-Nya. Allah mengetahui di Babel umat Allah lebih aman daripada di Yerusalem. Terbukti juga bahwa umat yang berada di negeri pembungan lebih sejahtera dari sisa-sisa penduduk yang di Yerusalem. Kemudian iman mereka di negeri pembuangan tetap juga terjaga dengan baik.
- Bagian kedua, adalah karena rakyat lebih mencondongkan telinga kepada nasihat para nabi-nabi dan imam-imam palsu. Hal itu mengarahkan hati umat kepada seruan-seruan politik atas nama Allah dan bukan pada Allah dan kebenaran-Nya.
Nabi Yeremia sudah mengetahui hal-hal buruk ini pasti terjadi, tetapi dia terus meratap sebagai bagian dari sikap imannya yang tak dapat dihentikan untuk mendoakan umat Tuhan. (MT)