Sabtu 24 Juni 2023
DALAM TUHAN SELALU ADA HARAPAN
Bacaan Sabda : Ratapan 3:1-66
“Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! ”TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.” (Ratapan 3:21-24)
Dalam doa ratapannya, Yeremia melihat kondisi Israel dan Yehuda adalah sama seperti manusia yang berada di bawah hukuman Allah bila tidak bertobat. Salah satu akibat mengerikan untuk umat-Nya yang terus menerus hidup dalam dosa dan kebejatan, tidak mau bertobat adalah Allah tidak mau mendengarkan doanya. Yeremia mengetahui itu, sehingga yang bisa dilakukan Yeremia adalah menjadi pendoa syafaat untuk umat Allah. Doa Yeremia pasti didengar Allah dan jawaban terbaik diserahkan sepenuhnya kepada keputusan Allah. Sebagai penjaga umat, Yeremia tidak akan pernah berhenti mendoakan umat Tuhan. Hamba Tuhan yang terus berdoa adalah hamba Tuhan yang tak pernah kehilangan pengharapan karena menjadikan Tuhan menjadi sumber dan dasar pengharapannya.
Kemudian Yeremia pun tetap melakukan berbagai perbuatan baik agar umat Allah mengetahui bahwa apapun yang terjadi bagi umat Tuhan masih ada pengharapan. Ada tiga alasan yang mendasar bahwa hidup terus beriman kepada Tuhan selalu ada harapan :
- Murka Tuhan bersifat temporary, sedangkan kasih setianya bersifat abadi. Kemarahan Tuhan hanyalah sesaat tetapi kasih-Nya yang besar tidak pernah berakhir. Allah membuang umat-Nya ke Babel, tetapi tidak membatalkan mereka sebagai umat pilihan-Nya karena Dia masih mempunyai rencana bagi mereka.
- Tuhan itu baik dan pemurah, dan mata-Nya menemukan seorang yang setia yang hidup di tengah-tengah ribuan para pendosa. Ada kalanya Allah menyelamatkan komunitas besar pendosa demi seorang yang setia, sama seperti gembala meninggalkan sekumpulan domba untuk menyelamatkan seekor domba yang tersesat.
- Allah menghukum umat-Nya adalah merupakan wujud kasih-Nya. Jadi Dia akan terus menyatakan belas kasih-Nya kepada penderita karena hukuman bila maksud-Nya menghukum sudah tercapai. Bila umat-Nya merendahkan hati mohon ampun dan bertobat, Allah akan segera memulihkan. Allah tegas menghukum dalam rangka memelihara ketertiban moral umat-Nya. (MT)