Jumat 23 Juni 2023
DOA RATAPAN
Bacaan Sabda : Ratapan 2:1-22
Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat, janganlah matamu tenang! Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan! (Ratapan 2:18-19)
Allah yang memilih Israel menjadi umat kesayangan-Nya berubah memposisikan diri menjadi seteru Israel dan Yehuda. Tetapi sesungguhnya umat-Nyalah yang selalu memberontak kepada Allah terus menerus walaupun Allah selalu saja berinisiatif untuk menasihati umat-Nya. Jadi sesungguhnya umatlah yang memposisikan diri menjadi seteru Allah. Nabi Yeremia meratap setelah menyaksikan sendiri akibat-akibat buruk pemberontakan umat kepada Allah. Yeremia meratap karena fakta pembinasaan tembok Yerusalem dan bait Allah, istana raja dan tentu banyak dokumen-dokumen sejarah umat Allah yang terjarah oleh orang Babel. Hal ini tidak perlu terjadi bila umat taat kepada nasihat dan nubuat yang disampaikan Allah kepada umat melalui nabi Yeremia, fakta diamnya Allah yang memilih tidak berkomunikasi lagi dengan umat-Nya menambah kesedihan hati nabi Yeremia yang membuatnya terus meratap sebagai doa untuk umat Allah.
Sangat jelas bahwa nabi Yeremia bukanlah meratapi kesedihannya tetapi meratapi kondisi tragis yang menimpa umat Allah. Hukuman Allah kepada umat-Nya, menjadi tanda yang pasti bahwa sesungguhnya umat Allah telah meninggalkan gaya hidup dan pola pikir mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Tidak ada cara lain untuk mengalami perbaikan selain adanya pertobatan. Nabi Yeremia tak henti-hentinya meratap, mendoakan umat Allah.
Rasul Paulus selama perjalanan penginjilannya terus menerus berdoa untuk umat Yahudi disertai linangan air mata dan kesedihan yang mendalam serta keprihatinan terus menerus karena sesama Yahudinya sangat sulit menerima (Roma 9:1-3). Nabi Yeremia meminta umat Allah berdoa dengan mencucurkan air mata, agar Allah memulihkan keadaan umat tersisa yang masih ada di Yerusalem. Sesungguhnya umat tersisa sudah mulai sadar bahwa nubuat nabi Yeremia yang mereka tentang adalah kebenaran.
Salah satu ciri kebenaran adalah menentang kesalahan dan dosa umat walaupun hal itu membuat seorang nabi tertolak. Sedangkan nabi palsu sama sekali membiarkan saja dosa melanda umat. Bila hukuman datang nabi palsu cuci tangan sedangkan nabi sejati tetap berada di tengah umat yang terhukum itu. Menangis bersama mereka, berdoa untuk mereka dan terus menerus mengharapkan dan mendoakan umat terhukum agar terjadi pertobatan dan pemulihan. (MT)