Kamis 22 Juni 2023
DOSA MENDATANGKAN KESEDIHAN
Bacaan Sabda : Ratapan 1:1-22
“Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya. Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, Tuhan membutanya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan” (Ratapan 1:4-5)
Nabi Yeremia yang dikenal sebagai peratap dilatarbelakangi kecintaannya kepada bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Israel gagal mempertahankan statusnya sebagai umat pilihan Allah tetapi sudah pasti Allah tak pernah gagal dengan pilihan dan keputusan-Nya. Itulah sebabnya Yeremia tidak berhenti mendoakan Yehuda walaupun dilarang Allah.
Dalam Kitab Ratapan yang terdiri dari 5 pasal ini, adalah doa Yeremia yang sangat dalam untuk bangsanya karena didasari kasih dan kesedihan. Setiap pasal mempunyai aspek yang merupakan alasan Yeremia berdoa dan meratap. Pasal satu adalah karena Yeremia melihat kehancuran Yerusalem. Kehancuran Yerusalem tidak perlu terjadi kalau saja umat Tuhan melakukan nasihat nabi Yeremia menjelaskan fakta-fakta yang menimpa umat yang seharusnya tidak perlu terjadi kalau umat Yehuda dan penduduk Yerusalem mentaati firman Tuham. Yeremia melihat fakta bahwa Yerusalem bagaikan kota terpencil yang dulu megah sekarang berubah menjadi sunyi diisi sedikit penduduk yang hidup merana. Semua terjadi karena dosa yang dilakukan terus menerus tanpa terjadi pertobatan, Yehuda berjalan mengikuti kemauannya sendiri sehingga dinyatakan sebagai umat yang mengundang kehancuran menimpa diri sendiri.
Hal ini hendaklah menjadi peringatan penting bagi semua umat Tuhan sepanjang zaman. Jatuh ke dalam dosa pernah dialami oleh siapapun, tetapi cepat-cepatlah bangkit, jangan hidup di dalam dosa. Bila hidup di dalam dosa pun teruslah dengar suara Roh Kudus yang mengingatkanmu segeralah bertobat kalau terus menerus mengeraskan hati berarti mengundang kesulitan bahkan mengundang kebinasaan menimpa diri sendiri. Boleh disebut bahwa tema Kitab ratapan ini adalah “Dosa mendatangkan kesedihan”. Buat sementara waktu bisa saja dosa memberi kebahagiaan semu, karena kebejatan menjanjikan kesenangan sesaat, tanpa sadar para penikmatnya telah menyerahkan diri kepada iblis yang tujuan akhirnya adalah membinasakan.
Bila hidup dalam kebenaran buat sementara bisa saja menyulitkan diri, tetapi ke depan selanjutnya pasti akan membahagiakan dan membuahkan sukacita. Kesulitan bisa saja menghadang tetapi tak akan mampu merampas sukacita. Kebahagiaan dan sukacita umat yang hidup dalam kebenaran adalah sukacita umat yang hidup dalam kebenaran adalah sukacita sejati yang berlanjut kepada sukacita abadi. (MT)