Jumat 16 Juni 2023
SETIA ITU JAUH LEBIH BAIK
Bacaan Sabda : Yeremia 34-36
“Maka Yeremia mengambil gulungan lain dan memberikannya kepada juru tulis Barukh bin Neria yang menuliskan di dalamnya langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang ada di dalam kitab yang telah dibakar Yoyakim, raja Yehuda dalam api itu. Lagipula masih ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu. (Yeremia 36:32)
Zedekia raja Yehuda yang merupakan raja penentang nubuat nabi Yeremia, karena Yeremia terang-terangan mengingatkan bahwa raja Babel Nebukadnezar akan menjadi alat Allah untuk menghukum Yehuda. Nabi Yeremia membandingkan Yehuda dengan orang Rekhab suku pengembara yang berkerabat dengan suku-suku di luar Yehuda tetapi berjanji untuk dapat hidup bersama tanpa permusuhan. Suku-suku ini tetap hidup sederhana dan tetap hidup memisahkan diri dari kejahatan. Kesetiaan suku Rekhab kepada leluhur mereka yang membuat janji dengan leluhur Yehuda perlu ditiru. Dalam fakta bahwa keturunan mereka tetap setia dan terjun dalam melayani Tuhan dan sesama.
Berbeda jauh dengan Yehuda yang memberontak kepada Allah dan mengabaikan semua nubuat nabi Yeremia pada tahun ke-empat pemerintahan raja Yoyakim anak Yosia Allah memerintahkan nabi Yeremia menulis semua firman Tuhan yang sudah diwahyukan Allah kepada Nabi Yeremia atas bantuan Barukh Yeremia membukukan seluruh nubuat nabi Yeremia menjadi satu kitab. Setelah menjadi satu kitab dibacakanlah kepada seluruh umat Yehuda. Semua pendengar menjadi sangat terkejut karena firman Tuhan telah mulai didokumentasikan. Para pejabat ternyata mempercayai nubuat itu sehingga dibacakan kepada raja. Sebelum dibacakan kepada raja mereka meminta agar Yeremia dan Barukh bersembunyi. Betul saja raja sangat marah kemudian menghancurkan dan membakar kitab itu. Raja bukan hanya tidak mau bertobat sesuai dengan firman tertulis itu, tetapi melakukan pemberontakan terbuka terhadap Allah dan firman-Nya.
Sangat jelaslah bagi umat Tuhan betapa pentingnya Firman yang tertulis untuk menjaga terjaganya kehidupan rohani dan bertumbuhnya kekuatan rohani bagi umat-Nya. Sudah pasti kita tak sejahat Yoyakim dengan cara membakarnya tetapi dengan menyimpan Alkitab tanpa pernah membacanya berarti telah menyia-nyiakannya. Sebaliknya dibaca, direnungkan, disimpan dalam hati untuk dilakukan dalam hidup sehari-hari.
Setelah kitab itu dibakar raja Yoyakim, Yeremia pun bekerja sama lagi untuk membukukan sesuai dengan kitab yang sudah dibakar itu bahkan diperkaya lagi dengan Wahyu yang baru diterima Yeremia dari Allah. Allah menjaga Firman yang tertulis itu agar menjadi dokumen abadi sebagai standar hidup abadi bagi umat-Nya. (MT)