Minggu 11 Juni 2023
PEMBENTUKAN DAN HUKUMAN ALLAH
Bacaan Sabda : Yeremia 18-19
“Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya. Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka. (Yeremia 18:7-8)
Allah ingin nabi Yeremia mengetahui alasan Allah tegas menghukum Israel dan Yehuda. Nabi Yeremia masih berharap Allah tidak jadi menjatuhkan hukuman kepada umat-Nya itu. Allah menjelaskan sikap-Nya dengan membawa nabi Yeremia kedua tempat yaitu ke rumah tukang periuk dan tempat penjual buli-buli. Dua tempat itu memberi pelajaran baru kepada nabi Yeremia. Pelajaran di rumah tukang periuk membuat sebuah periuk dari tanah liat begitulah cara Allah membentuk umat-Nya. Bila tanah liat tidak sesuai dengan kemauan tukang periuk, maka akan dihancurkan lagi kemudian dibentuk ulang hingga sesuai dengan bentuk yang diinginkan tukang periuk.
Ada prinsip-prinsip pekerjaan Allah yang harus ditaati umat-Nya antara lain adalah kita harus seperti tanah liat itu di tangan Allah penuh dengan penyerahan kepada Allah yang membentuk hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Bila kita tanpa komitmen berserah kepada Allah dapat menghalangi tujuan Allah atas hidup kita.
Kemudian Allah tetap bebas merencanakan yang terbaik untuk hidup kita. Allah pun selalu mempertimbangkan perubahan-perubahan hidup umat-Nya, sehingga bila terjadi pertobatan maka Allah akan memulihkan dan berdaulat mengubah hukuman-Nya menjadi berkat dan memberi pemulihan.
Selanjutnya Allah membawa nabi Yeremia ke tempat penjual buli-buli yang sudah jadi. Yeremia mengajak tua-tua bangsa Yehuda. Kemudian memecahkan buli-buli itu di hadapan mereka. Seperti itulah Yehuda sudah pecah berantakan dan tak dapat diperbaiki lagi. Kondisi Yehuda tidak lagi seperti tanah liat di tangan penjunan, yang bila tidak sesuai dengan harapan penjunan bisa didaur ulang lagi atau dihancurkan lagi untuk dibentuk kembali. Kondisi Yehuda sudah seperti buli-buli yang hancur berantakan tak bisa lagi diperbaiki. Yeremia pun tidak ragu lagi mengatakan Yerusalem dan Yehuda sudah harus menerima hukuman. Tetapi biasanya bila Allah mengijinkan umat-Nya terhukum bukanlah karena kebencian tetap adalah wujud kasih berdasarkan kemahatahuan-Nya. Allah mengetahui itulah yang terbaik untuk Yehuda agar Yehuda tetap lestari sesuai dengan janji Allah kepada raja Daud. Nabi Yeremia terus menyuarakan walaupun Yehuda terbuang 70 tahun kemudian akan dikembalikan. (MT)