Jumat 09 Juni 2023
TERPISAH DARI HIDUP BERDOSA
Bacaan Sabda : Yeremia 13-15
“Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.” (Yeremia 15:16-17)
Allah bertindak mendatangkan hukuman kepada Israel dan Yehuda untuk menghentikan kejahatan dan pemberontakan mereka. Allah mendatangkan kekeringan yang menjadi bencana besar atas bangsa Yehuda. Dalam kondisi kehabisan air bangsa itu berseru memohon kepada Allah agar diturunkan hujan. Allah menolak permohonan bangsa itu karena bencana kekeringan itu adalah hukuman yang tak terelakkan yang harus ditanggung atas dosa-dosa mereka. Bahkan hukuman berat itu tak membuat bangsa itu bertobat. Allah mencoba menghentikan kejahatan bangsa itu tetapi bangsa itu sudah menolak Firman yang mengarahkan mereka untuk bertobat. Kejahatan Yehuda betul-betul tak terhentikan.
Manasye adalah raja Yehuda yang paling jahat sepanjang sejarah Yehuda. Dia membawa Yehuda kepada kemurtadan yang paling buruk. Walaupun Manasye sudah wafat dampak dari dosa dan kemurtadannya masih terus ada. Jadi Manasyelah yang memulai pemberontakan dan kemurtadan Yehuda. Nabi Yeremia yang mengasihi umat mengeluh kepada Tuhan atas kutuk kepada seluruh penduduk Yehuda, nabi Yeremia tak mau lagi mendoakan bangsa itu karena sudah dilarang oleh Allah. Bila Yehuda tak dapat dihentikan berbuat kejahatan dan menentang firman Allah, Yeremia tak dapat dihentikan untuk hidup dalam kebenaran dan mencintai firman Tuhan. Itulah sebabnya Yeremia mempunyai perbedaan dari bangsa Yehuda, bangsanya sendiri dan juga alamat pemberitaannya.
Yeremia sangat mengasihi firman Tuhan. Firman Tuhanlah yang menjadi sukacita dan penghiburannya. Dia menghidupi firman Tuhan dan menjadikan firman Tuhan satu-satunya standar hidup dalam berkarya dan dalam kehidupan sehari-hari. Tanda yang jelas bahwa kita pengikut Kristus adalah kasih yang dalam kepada Tuhan dan Firman-Nya dan menghidupinya dalam hidup sehari-hari.
Kemudian Yeremia walaupun hidup di tengah-tengah orang-orang yang hidup dalam dosa dia tetap terpisah dari tindakan-tindakan berdosa para orang fasik. Yeremia sering terasing dari bangsanya secara fisik sebagai resiko atau sikap hidupnya memperjuangkan kebenaran. Tetapi dia terpisah secara spiritual melalui kehidupan yang terus diperjuangkan dengan cara hidup benar dan cinta Tuhan. Pengalaman pengasingan dan kesepian adalah harga yang dibayar sebagai bukti kesetiaan kepada Allah dan firman-Nya. (MT)