Rabu 31 Mei 2023
BERPUASA SECARA BENAR
Bacaan Sabda : Yesaya 58 – 60
“Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! (Yesaya 58:6-7)
Berpuasa adalah merupakan perintah Allah yang umumnya dilakukan umat sebagai sikap doa khusus untuk merendahkan diri dan mohon ampun kepada Allah. Bisa juga dilakukan untuk menyucikan diri karena ada hal istimewa yang perlu dilakukan seperti Musa saat akan menerima hukum taurat di bukit Sinai. Juga seperti himbauan Ester kepada umat Yehuda di negeri pembuangan dalam menghadapi ancaman pemusnahan Yehuda di gagas oleh Haman. Tetapi seiring berjalannya waktu, puasa kehilangan maknanya karena merosot menjadi ritual agama belaka bahkan sering dianggap sebagai prestasi rohani sehingga dilakukan hanya berupa pencitraan rohani belaka. Dan firman Tuhan pun mengkritisi bahwa bukan puasa seperti itu yang dikehendaki Allah. Allah bukan mengatakan puasa itu tidak perlu, tetapi tetaplah berpuasa dengan berpuasa yang berdampak kepedulian kepada sesama dan berdampak kepada pencerahan karakter yang semakin benar dan indah sehingga olehnya nama Tuhan dipermuliakan.
Kemudian lebih lanjut lagi firman Allah menganjurkan umat untuk tetap berpuasa bagi yang sudah melakukannya dan yang belum melakukan dengan berpegang kepada tiga hal :
- Bahwa berpuasa yang diperkenan Allah haruslah didasari dan disertai oleh kasih kepada Allah, yang diwujudkan kasih kepada sesama istimewa bagi mereka yang tertindas.
- Bahwa puasa yang berkenan kepada Allah adalah berpuasa yang disertai dengan doa yang sungguh-sungguh karena kita terlibat dengan peperangan rohani untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk.
- Bahwa berpuasa yang berkenan kepada Allah adalah berpuasa yang berdampak kepada hati dalam pengertian terbentuk menjadi orang yang murah hati atau hidup berkemurahan. Memberi persembahan persepuluhan adalah bagian dari kemurahan hati, karena persepuluhan sesungguhnya adalah memperhatikan orang-orang yang hidup dalam kekurangan melalui gereja. Tentu dibutuhkan kemurahan hati gembala dan seluruh jajarannya dalam gereja Tuhan untuk menggunakan persepuluhan dengan benar sesuai kehendak Tuhan. Adalah dosa besar bila pendeta memperkaya diri dengan menyalahgunakan persepuluhan jemaat. (MT)