Selasa 30 Mei 2023
FIRMAN TAK PERNAH GAGAL
Bacaan Sabda : Yesaya 55 – 57
“Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:10-11)
Firman Allah yang diberitakan secara langsung atau diberitakan melalui orang lain adalah sesuatu yang bernilai yang tak pernah sia-sia karena pasti terjadi dan terlaksana. Orang lain itu bisa bapak leluhur manusia dan Bapak leluhur Israel para nabi Para Rasul juga para hamba tuhan seperti pendeta. Tetapi ingat haruslah kebenaran firman Tuhan bukan pengalaman pribadi bukan juga pendapat diri sendiri atau oknum-oknum tertentu.
Alkitab adalah Firman Allah yang tertulis karena merupakan catatan mengenai apa yang disampaikan oleh Tuhan melalui para nabi para rasul dan oleh Yesus Kristus Tuhan. Khotbah-khotbah dari mimbar gereja pun adalah Firman Tuhan walaupun tidak setingkat atau tak boleh disamakan dengan kekuasaan Alkitab dan pemberitaan para nabi dan para rasul. Jadi semua Firman dalam berbagai bentuk penyampaiannya bila sudah diberitakan dia tidak akan kembali dengan sia-sia firman itu akan sampai kepada pendengarnya kemudian cepat atau lambat akan memberi dampak yang baik dan berguna kepada pendengarnya. Itulah sebabnya setiap ada kesempatan beritakanlah firman Tuhan.
Firman Allah adalah Firman kreatif yang mencipta dari yang tidak ada menjadi ada seperti dalam penciptaan. Firman juga adalah penolong dan pemelihara ciptaan. Kemudian Firman adalah pemberi hidup baru dan menyalurkan ke dunia kuasa untuk hidup kemenangan dan yang pasti Firman adalah merupakan pernyataan kehendak Allah kepada manusia. Tetapi Firman itu bukan hanya diberitakan Firman itu haruslah ditanggapi dengan baik dan benar.
Firman itu harus didengar direnungkan dan dilakukan. Mendengar berarti menerima dengan senang hati bisa juga melalui pembaca Alkitab. Merenungkan berarti berusaha untuk memahami menaruh dalam hati dan juga berusaha mendalami melalui daya pikir sebagai sikap mengasihi Allah dan firman-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap budi. Dan jangan lupa bahwa firman Allah itu haruslah dilakukan dan dijadikan standar moral dan standar berperilaku. Dengan demikian Firman itu tidak akan kembali dengan sia-sia. Kuasa firman Tuhan yang diberitakan dan yang didengar akan memberi dampak yang benar. Itulah sebabnya tidak akan kembali dengan sia-sia.
FirmanNya itu akan memberi kehidupan rohani kepada siapa saja yang mendengar dan menerima-Nya dengan sukacita. Bagi para penolak-Nya juga tidak sia-sia karena selama Dia hidup dampaknya pasti ada pada diri-Nya. (MT)