Sabtu 27 Mei 2023
BELAJAR DARI KESALAHAN BUKAN TERBIASA SALAH
Bacaan Sabda : Yesaya 47 – 48
“Dengarlah firman ini, hai kaum keturunan Yakub, yang menyebutkan dirinya dengan nama Israel dan yang adalah keturunan Yehuda, yang bersumpah demi nama TUHAN dan mengakui Allah Israel – tetapi bukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tulus hati” (Yesaya 48:1)
Betapa pastinya nabi Yesaya menubuatkan kehancuran Babel, saat Babel masih sangat jaya sebagai bangsa besar yang sudah mulai mengancam banyak bangsa termasuk bangsa Israel. Bukan saja kehancuran Babel tetapi juga kembalinya umat Yehuda dari negeri pembuangan setelah berada di pembuangan selama 70 tahun. Bagi kaum Yehuda dan umat Israel seharusnya nubuat demi nubuat sudah sangat banyak mereka dengar tentang rencana Allah untuk umat pilihan-Nya itu sudah cukup membuat mereka bersungguh-sungguh mentaati Allah. Tetapi ternyata Allah yang Mahatahu itu mengenal hati umat-Nya dan menegur umat itu atas ketidak sungguhan mereka.
Jadi umat Israel itu sangat bangga dengan status umat pilihan Allah tetapi mereka sangat sering tidak hidup sebagai umat pilihan Allah. Umat Israel berseru kepada Allah dan mengaku sebagai pengikut Allah tetapi sesungguhnya lebih sering menolak kebenaran Allah daripada menerimanya, melanggar firman Allah daripada mentaatinya. Mereka berproses menjadi suatu agama tetapi tidak berproses semakin hidup dekat dengan Allah dan semakin mentaati firman Tuhan. Padahal Allah mengijinkan umat Israel mengembara di padang gurun selama 40 tahun bertujuan untuk melatih umat itu agar mempunyai ketulusan hati dalam membangun hidup iman mereka sebagai umat pillihan Allah. Nabi Yesaya kembali menubuatkan bahwa Yehuda akan terbuang ke Babel.
Keterbuangan ini mempunyai 2 tujuan :
- Tujuan pertama adalah sebagai hukuman karena Yehuda sudah terlalu banyak melakukan pemberontakan kepada Allah. Allah mengijinkan berbagai kesulitan menimpa Yehuda biasanya mereka mohon ampun kemudian diampuni dan dipulihkan. Tetapi karena terlalu sering mereka bukannya belajar dari kesalahan tetapi menjadi terbiasa melakukan kesalahan. Allah memutuskan menghukum Yehuda terbuang ke Babel selama 70 tahun.
- Tujuan kedua adalah untuk memurnikan orang Yehuda. Lebih jelas firman Tuhan mengatakan bahwa Allah memurnikan Yehuda dengan cara menguji mereka dalam dapur kesengsaraan (48:10). Terbukti juga selama 70 tahun di negeri pembuangan umat itu menjadi lebih sungguh-sungguh memberi hidup kepada Allah.
Selama pembuangan itulah muncul tokoh iman seperti Ezra, Nehemia, Ester, Daniel dan yang lainnya. Alangkah lebih berharganya bila umat-Nya terus sungguh-sungguh dalam keadaan sejahtera tidak perlu harus terhukum dengan kesengsaraan. (MT)