Sabtu 13 Mei 2023
PANGGILAN NABI YESAYA
Bacaan Sabda : Yesaya 6 – 7
“Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: ”Ini aku, utuslah aku! Kemudian firman-Nya: ”Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!” (Yesaya 6:8-9)
Dalam tahun yang sama dengan kematian raja Uzia nabi Yesaya menikmati indahnya pengalaman spiritual dengan menyaksikan malaikat datang menyentuh bibirnya dan menikmati indahnya berdialog dengan Allah. Pada saat itulah Allah mengutus Yesaya untuk menjadi alat-Nya menjadi pemberita firman Tuhan kepada umat. Saat Dia menyaksikan kekudusan Allah dalam penglihatan itu, Yesaya betul-betul sadar diri dan merasa tidak layak tetapi segera Allah bertindak untuk melayakkannya melalui tindakan menyucikan bibir dan hati nabi Yesaya. Kemudian Allah sudah mempersiapkan nabi Yesaya bahwa umat tidak akan menerima pemberitaan nabi Yesaya, walaupun demikian firman Tuhan haruslah diberitakan. Lebih menyakitkannya lagi Allah sudah memberitahukan bahwa pemberitaan nabi Yesaya tentang pertobatan membuat orang semakin mengeraskan hati. Tetapi nabi Yesaya harus tetap mengajak umat untuk bertobat.
Kemudian nabi Yesaya harus juga memberitakan hukuman Allah yang akan menimpa umat karena tidak mau bertobat. Tentu khotbah ini adalah khotbah yang tidak populer karena mengandung unsur ancaman. Tetapi Yesaya tidak menolak, taat saja sedikitpun tak mundur, kebenaran harus diberitakan. Mungkin saja hanya seorang dari 100 yang mendengar dan mentaatinya itu pun sudah sangat baik.
Salah satu hal sangat penting dari nabi Yesaya adalah dia membangun hidupnya dekat dengan Allah. Hubungan erat dengan Allah membuatnya sependapat dengan Allah dan menjadi kepercayaan Allah. Walaupun Yesaya ditolak tidak mengendorkan sikapnya untuk mengasihi umat yang menolaknya, dan tak berhenti mengupayakan yang terbaik untuk mereka.
Sebagai seorang Nabi Yesaya sangat peka terhadap dosa dan kejahatan, sehingga apa yang dianggap umat secara umum hanyalah pelanggaran kecil yang bisa ditoleransi tetapi Yesaya secara tegas menentangnya. Yesaya berjalan di depan umat untuk melakukan kebenaran. Nabi Yesaya secara tegas menentang kekudusan-kekudusan dangkal, dan secara tegas mendorong ketaatan umat kepada perintah Allah. Hal itu menjadikan nabi Yesaya menjadi nabi yang kesepian di tengah maraknya nabi-nabi palsu. Semua adalah merupakan sikap nabi Yesaya menghargai dan mempertanggungjawabkan panggilannya menjadi seorang nabi. (MT)