Jumat 12 Mei 2023
KEJAHATAN ADALAH KEJAHATAN
Bacaan Sabda : Yesaya 3-5
“Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit.” (Yesaya 5:20)
Tak pernah terbayangkan bahwa akan tiba dan sudah mulai tiba saatnya bahwa sistem dunia sudah membuat standar kebenaran menjadi terbolak-balik. Dulu saat umat Tuhan membaca ayat renungan ini mungkin bagi mereka ini agak di luar logika karena terkesan tidak mungkin terjadi. Berbeda di era kita sekarang bahwa hal ini betul-betul semakin nyata. Ke depan kemungkinan hal ini akan menjadi semakin biasa dan disuarakan semakin nyaring dan terbuka. Tak ada kuasa yang mampu mencegahnya yang dapat kita lakukan adalah menjaga diri. Gereja harus menjaga diri dengan semakin tegas menyuarakan standar kebenaran yaitu firman Tuhan. Bukan hanya menyuarakannya tetapi menghidupinya dengan cara menerapkan dalam hidup sehari-hari.
Ada dua aspek dalam kehidupan yang dianggap dulu bejat justru sekarang diterima sebagai hal alami yang harus dihargai. Sebagai hak asasi pelakunya:
- Soal ketidakwajaran seksual diterima sebagai hal yang wajar dan harus dihargai, itu adalah homoseksualitas dan lesbianisme dibenarkan dan disebut alternatif yang sah yang harus diterima secara terbuka. Dengan alasan hal itu adalah penyimpangan gender yang harus diterima sebagai hal yang alami karena dibawa sejak lahir. Dulu hal seperti ini sudah banyak, tetapi karena diarahkan untuk menjadi dirinya yang sesungguhnya laki-laki atau perempuan mereka dapat berubah menjadi dirinya sesungguhnya. Tetapi sekarang karena sudah harus dihargai bahkan didorong untuk tetap pada penyimpangan itu bukan hanya yang menyimpang terus melakukannya bahkan yang hidup normal sengaja menyimpangkan diri dengan tujuan melawan standar kebenaran. Akibatnya yang jahat disebut baik dan yang baik disebut jahat.
- Golongan yang menyetujui aborsi atau pengguguran kandungan. Persetujuan kepada aborsi adalah atas nama peka dengan komitmen seorang wanita melakukan haknya untuk memutuskan yang terbaik baginya. Bila atas standar kebenaran kita mengatakan itu sudah termasuk pembunuhan maka kita dituduh sebagai orang yang fanatik agama. Jadi publik sudah menetapkan bahwa aborsi itu boleh karena hak yang mengalami langsung dan yang tidak membolehkannya dianggap salah.
Ini baru dua contoh tetapi sesungguhnya ada banyak sekali kebenaran sudah terbalik. Bagi kita umat Tuhan haruslah berpegang teguh pada kebenaran sejati. Bukan hanya berpegang teguh tetapi setia menjadikan Alkitab sebagai firman Tuhan menjadi standar hidup dan standar moral dalam kehidupan. (MT)