Sabtu 06 Mei 2023
MENGHADAPI ORANG SULIT
Bacaan Sabda : Pengkhotbah 10:1-20
“Ada suatu kejahatan yang kulihat di bawah matahari sebagai kekhilafan yang berasal dari seorang penguasa: pada banyak tempat yang tinggi, didudukkan orang bodoh, sedangkan tempat yang rendah diduduki orang kaya. Aku melihat budak-budak menunggang kuda dan pembesar-pembesar berjalan kaki seperti budak-budak.” (Pengkhotbah 10:5-7)
Bila seseorang ditempatkan pada tempat yang tidak sesuai dengan kapasitasnya seperti orang bodoh pada kedudukan tinggi yang menuntut kecerdasan maka orang bodoh itu akan menjadi orang sulit yang sangat sukar dihadapi. Di dunia ini banyak orang-orang yang sulit dihadapi, bisa karena dibawa sejak lahir bisa juga karena terkondisikan menjadi orang sulit. Mereka adalah merupakan sesama yang harus diajak hidup bersama, jangan sampai dihindari melainkan haruslah dihadapi.
Marshall Sherley menulis tentang orang-orang sulit yang berhubungan dengan para pendeta bagaikan naga-naga yang bermaksud baik. Ini adalah pernyataan cerdas untuk menggambarkan kenyataan yang harus kita hadapi atau sering kita hadapi dalam hidup sehari-hari. Kita mempunyai naga-naga bermaksud baik ini sekeliling kita. Maksud baik mereka biasanya mereka tidak sadari kitalah yang harus mengurus dan meresponinya secara benar agar menjadi baik dan berguna untuk mendewasakan dan membijaksanakan kita. Bisa kita beranggpan bahwa kehadiran mereka adalah pengaruh dosa semata-mata.
Ada juga yang beranggapan merka adalah alat iblis untuk meciptakan kekacauan. Tetapi bila kita mendalami sejenak bahwa sesungguhnya mereka adalah pembangun kasih yang dikirim oleh Allah untuk membentuk manusia disekitarnya semakin mengasihi. Tanpa mereka hidup memang akan lebih mudah tetapi kita akan menjadi orang-orang terlemah secara rohani.
Ada 4 cara yang umumnya dilakukan dalam hal berurusan dengan orang-orang sulit:
- Mengabaikan mereka. Menutup pintu bagi mereka, dan menutup semua hubungan komunikasi dengan mereka.
- Mengintimidasi mereka. Para pengintimidasi biasanya mengadakan kekerasan dan ancaman, bahasa kasar dengan harapan agar mereka yang sulit dihadapi menjadi bertobat.
- Berdebat. Mengajak mereka berbebat. Biasanya kita tergoda menggunakan cara ini, tetapi tanpa kita sadari bisa memasuki perdebatan kusir yang tak perlu.
- Menghancurkan mereka dengan cara menyebar gosip atau menyerang atau menusuk dari belakang.
Empat(4) cara tersebut adalah cara-cara yang buruk yang seharusnya tidak dipakai. Kita mempunyai teladan dalam menghadapi mereka. Tetap menyatakan kebenaran dengan kasih. Yesus tidak pernah mengabaikan, mengintimidasi dan mengancam. Mari ikuti teladan-Nya supaya jangan salah dalam melangkah. (MT)