Kamis 04 Mei 2023
MEMILIKI HATI YANG BESAR
Bacaan Sabda : Pengkhotbah 8:1-17
“Semua ini telah kulihat dan aku memberi perhatian kepada segala perbuatan yang dilakukan di bawah matahari, ketika orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka. Aku melihat juga orang-orang fasik yang akan dikuburkan boleh masuk, sedangkan orang yang berlaku benar harus pergi dari tempat yang kudus dan dilupakan dalam kota. Ini pun sia-sia.” (Pengkhotbah 8:9-10)
Orang fasik memperlakukan orang benar secara keras dan tidak adil adalah hal biasa terjadi. Itulah alasan Yesus memerintahkan umat Tuhan mengasihi musuh, membalas kejahatan dengan kebaikan dan juga mendoakan penganiaya. Membalas dengan kejahatan sama saja mengobarkan kebencian dan menghalau damai sejahtera. Ketika orang fasik menguasai orang benar waktunya untuk mendoakan. Ini adalah merupakan perintah Alkitab yang tersulit dan merupakan nilai hidup Kristen yang sangat berharga. Mendoakan adalah merupakan hal terakhir yang dapat kita lakukan kepada orang yang memusuhi kita.
Ada hal yang dapat menolong kita dalam kasus yang menimpa umat Allah yang ditulis dalam kitab Yeremia. Raja Nebukadnezar dari Babel telah menaklukkan Yerusalem dan menawan banyak bahkan sebagian besar penduduk Yerusalem ke Babel. Tindakan Raja Babel itu adalah merupakan tindakan yang sangat menghina dan mempermalukan umat Allah. Orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem termasuk nabi Yeremia memberikan dukungan kepada umat yang terbuang ke Babel dengan berpesan “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu aku buang dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yeremia 29:7). Firman Tuhan itu memberi pesan yang sangat sulit diterima. Allah justru mengijinkan umat-Nya ke Babel dengan tujuan tertentu.
Tuhan mengetahui bahwa sesungguhnya kejadian itu sangat melecehkan dan mempermalukan umat Allah tetapi Tuhan justru menyemangati umat agar tidak perlu putus asa. Dalam hal ini kita mempunyai pelajaran berharga. Bila seseorang sangat menyakiti hati saudara, hal terbaik meresponnya adalah jangan membalas. Lebih baik kuatkan dan besarkan hati walaupun menahan rasa sakit hati. Menahan sakit hati adalah kebesaran jiwa sedangkan melampiaskan rasa sakit hati akan mengkerdilkan jiwa. Ketika dalam kondisi menahan sakit hati mendoakan kebaikan untuk orang yang menyakiti hati saudara maka hati saudara akan semakin besar.
Setiap berhadapan dengan orang yang menyakiti hati saudara ada tiga pilihan:
- Saudara akan membenci dengan sepenuh hati. Itu sangat tak bermakna.
- Berjuang menahan amarah. Itu melelahkan.
- Mendoakan memohon berkat Allah atasnya. Itu sangat bermakna dan melegakan.
- Kemudian membukakan pintu bagi Allah untuk memberkati.
(MT)