Selasa 18 April 2023
PEMBERI YANG SEJATI
Bacaan Sabda : Amsal 11-12
“Keinginan orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik mendatangkan murka. Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” (Amsal 11:23-24)
Belakangan ini sangat keras kritikan kepada gereja yang menghimpun dana untuk kas gereja dengan cara memakai sistem persepuluhan. Padahal persepuluhan itu adalah persembahan jemaat yang Alkitabiah. Tetapi bila dipelajari dengan teliti bukan persembahan persepuluhan itu yang mereka kritisi melainkan penggunaannya yang tidak sesuai dengan Alkitab. Ada kecenderungan para pendeta tentulah bukan semua pendeta yang menggunakan persepuluhan jemaat untuk memperkaya diri sendiri.
Perintah Allah agar umat memberi persepuluhan adalah merupakan salah satu cara Allah melatih umat-Nya untuk bertumbuh menjadi pribadi yang senang memberi atau hidup bermurah hati. Tidak ada tujuan Allah agar pemberi persembahan persepuluhan itu menjadi kaya karena mendapat imbalan dari Tuhan berpuluh-puluh kali lipat. Karena sesungguhnya orang yang mempersembahkan persepuluhan itu hatinya sudah kaya, tentu kalau dia memberi untuk memberi bukan memberi untuk memperoleh imbalan.
Amsal membuat kalimat hikmah “Ada yang menabur harta tetapi bertambah kaya”. Ada juga firman Tuhan bahwa orang yang banyak memberi akan menerima kembali lebih banyak daripada yang diberikannya. Tentu hal ini bukanlah konsep hitung-hitungan angka, tetapi adalah suatu janji campur tangan Allah dalam kehidupan umat-Nya yang memberi. Dan tidak menutup campur tangan Allah dalam bentuk pengembalian berupa jumlah yang bersifat materi, tetapi perlu kita pahami dengan benar supaya kita jangan menjadi si pemberi yang meminta pengembalian. Bila umat-Nya bertumbuh menjadi seorang pemberi yang tulus dan sukacita maka dia sudah mempunyai hati dan jiwa yang kaya.
Kalimat hikmat berikutnya adalah “Ada yang menghemat secara luar biasa namun selalu berkekurangan”. Kalimat hikmat ini bukanlah tidak setuju hidup hemat, tetapi mengkritisi hemat luar biasa atau orang yang kikir dan pelit adalah orang yang selalu saja merasa kekurangan. Dia takut miskin padahal dia memang sedang jatuh ke dalam kemiskinan yang sesungguhnya. Dia takut miskin padahal dia sedang mengundang kemiskinan kepada dirinya. Orang pelit mempunyai banyak harta tetapi dia selalu merasa kekurangan, hanya merasa bukanlah kekurangan yang sesungguhnya. Masalahnya bukanlah pada harta tetapi pada hati. Karena masalahnya pada hati maka dia takut miskin, akibatnya dia dihantui kemiskinan padahal hartanya banyak. (MT)